Kata Amer, serangan AS dan Inggris berakhir dengan kegagalan besar.
"Keduanya tidak membuahkan hasil apa pun, tak berhasil mengurangi skala operasi militer kami," katanya.
Dia mengklaim serangan AS dan Inggris adalah kelanjutan dari kejahatan Israel.
Amer kemudian ditanya apakah Hounthi punya kemampuan teknologi untuk melawan Israel dan negara-negara Barat.
"Sekarang kami melawan kekuatan Barat yang mendukung Israel dan memiliki tekonologi lebih canggih, lebih modern. Namun, mereka tetap tidak bisa menghentikan operasi kami [di Laut Merah]," ucapnya.
"Alhamdulilah, kami punya banyak tekad dan kegigihan. Kamu juga didukung oleh rakyat dan memiliki senjata yang sudah kami kembangkan selama bertahun-tahun."
Menurut Amer, Houthi tak akan pernah menyerah dan akan terus berjuang hingga mencapai kemenangan penuh.
Ketika ditanya tentang kemungkinan terbukanya front pertempuran di Lebanon selatan antara Hizbullah dan Israel, Amer mengatakan segalanya mungkin terjadi.
Baca juga: Jaksa ICC Diancam Gara-gara Akan Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu Cs, Media Israel Sebut Nama
"Terutama ketika kita berbicara tentarang tindakan musuh yang menyadari bahwa kekalahannya sudah dekat. Kami yakin bahwa saudara kami dari Hizbullah bersiap akan agresi apa pun dari Israel."
"Kami akan berada di sisi mereka dalam konfrontasi apa pun, bagaimanapun situasi yang muncul. Kami yakin bahwa Israel akan kalah dalam konflik apa pun nanti, ini sudah terjadi sebelumnya."
Terakhir, Amer mengatakan Rusia yang menjadi anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) punya peran positif dalam menyelesaikan persoalan Palestina.
"Namun, langkah DK PBB diganggu oleh veto AS. Saya meyakini Rusia bisa memainkan peran yang bahkan lebih penting dalam mendukung rakyat Palestina dan mengakhiri kejahatan terhadap mereka," katanya menjelaskan.
(Tribunnews/Febri)