Perlawanan Palestina membom pertemuan tentara Israel itu di persimpangan Kerem Shalom (Karem Abu Salem) yang terletak di selatan Gaza.
Beberapa surat kabar dan situs Israel melaporkan bahwa hingga 10 tentara terluka, beberapa di antaranya dalam kondisi serius seusai serangan tersebut.
Brigade Al-Qassam mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Al-Qassam mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuangnya membombardir kumpulan pasukan musuh di lokasi Kerem Shalom dan sekitarnya dengan roket Rajum jarak pendek berkaliber 114 mm.
TV Al-Aqsa mengutip sumber keamanan dan lapangan dari Perlawanan Palestina yang mengatakan bahwa setidaknya tiga IDF tewas dan sepuluh lainnya terluka, beberapa di antaranya kritis, mengutip Palestine Chronicle.
TV Al-Aqsa menambahkan bahwa operasi tersebut menargetkan pos komando Israel yang baru didirikan, terletak di sebelah timur situs militer Kerem Shalom.
Pos tersebut dilaporkan ditujukan untuk mengelola operasi pengeboman yang menargetkan provinsi Rafah dan merencanakan operasi Rafah.
Target pengeboman juga menjadi pos militer untuk perwira dari Shin Bet dan jenderal Israel.
Baca juga: Operasi Netzarim Al Qassam, Adu Strategi Hamas-Israel di Koridor Pembelah Gaza Pra-Invasi Rafah
Sementara itu menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, lebih dari sepuluh orang terluka oleh rentetan roket yang tidak biasa ditembakkan ke Kerem Shalom dari daerah Rafah.
Serangan tersebut dilaporkan melibatkan 14 roket dan bom mortir.
“Ini adalah insiden yang sangat tidak biasa, yang terjadi setelah berbulan-bulan pertempuran sengit di Jalur Gaza," lanjut surat kabar tersebut.
Seusai serangan itu helikopter dan pesawat dikerahkan untuk menyisir daerah tersebut dan mengevakuasi tentara Israel yang jadi korban tewas maupun kritis.
Update Korban di Gaza
Israel masih terus menggempur Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan lintas batas yang dipimpin oleh Hamas.
Hampir 34.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Dan 78.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina, mengutip Anadolu Agency.
Hampir tujuh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.
(oln/khbrn/pc/anadolu/*)