Serangan ke Rafah Semakin Dekat, AS Menghentikan Pasokan Amunisi ke Israel
TRIBUNNEWS.COM- Amerika Serikat menghentikan pasokan amunisi ke Israel seiring berjalannya waktu dalam serangan Rafah.
Israel mulai menyerukan warga sipil untuk meninggalkan Rafah, sehari setelah seorang pejabat mengatakan Israel tidak akan mengakhiri perang sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.
Minggu lalu Washington menunda pengiriman amunisi buatan AS menuju Israel, kata dua pejabat Israel kepada Axios pada 5 Mei.
Hal ini terjadi ketika tentara Israel telah memerintahkan evakuasi warga sipil dari kota Rafah di selatan menjelang operasinya di kota tersebut.
“Insiden ini menimbulkan kekhawatiran serius di dalam pemerintahan Israel dan membuat para pejabat bingung untuk memahami mengapa pengiriman tersebut ditahan,” kata para pejabat tersebut.
Gedung Putih menolak berkomentar, dan Pentagon, Departemen Luar Negeri, dan kantor Perdana Menteri Israel tidak segera menanggapi.
Washington terus menyatakan keprihatinannya atas rencana Israel di Rafah, yang diyakini Tel Aviv sebagai benteng terakhir Hamas.
AS telah mengatakan bahwa mereka tidak akan mendukung invasi tersebut tanpa persiapan yang memadai untuk evakuasi warga sipil yang aman – yang menurut Menteri Luar Negeri Anthony Blinken pekan lalu belum dia lihat.
Tentara Israel pada Senin pagi meminta warga sipil di Rafah untuk mulai bergerak ke Khan Yunis, tempat tenda-tenda telah didirikan.
“IDF telah memperluas wilayah kemanusiaan di Al-Mawasi untuk mengakomodasi peningkatan jumlah bantuan yang mengalir ke Gaza. Area kemanusiaan yang diperluas ini mencakup rumah sakit lapangan, tenda, dan peningkatan jumlah makanan, air, obat-obatan, dan pasokan tambahan,” bunyi pernyataan militer.
“Sesuai dengan persetujuan pemerintah, penilaian situasi yang sedang berlangsung akan memandu pergerakan bertahap warga sipil di wilayah tertentu di Rafah timur, ke wilayah kemanusiaan. Seruan untuk pindah sementara ke wilayah kemanusiaan akan disampaikan melalui brosur, pesan SMS, panggilan telepon, dan siaran media dalam bahasa Arab,” tambah pernyataan itu.
Protokol evakuasi ini mengingatkan kita pada sistem “zona aman” yang digunakan oleh tentara Israel di Gaza pada bulan-bulan sebelumnya, yang menurut PBB tidak layak dilakukan dan tidak melindungi warga Gaza dari pemboman.
Laporan Axios mengenai Washington yang menahan amunisi muncul ketika inisiatif gencatan senjata terbaru Mesir gagal.