Bantuan ke Gaza Terhenti Setelah Pasukan Israel Merebut Perbatasan Rafah, IDF Tutup Jalur Bantuan
TRIBUNNEWS.COM- Bantuan ke Gaza terhenti setelah pasukan Israel merebut perbatasan Rafah di Gaza.
Pasukan Israel merebut perbatasan utama antara Mesir dan Gaza selatan pada hari Selasa, menutup jalur bantuan penting ke daerah kantong Palestina yang sudah berada di ambang kelaparan, lapor Reuters.
Kelompok Palestina, Hamas, menuduh Israel berusaha melemahkan upaya untuk mencapai gencatan senjata dalam perang tujuh bulan yang telah menghancurkan Gaza dan menyebabkan ratusan ribu penduduknya kehilangan tempat tinggal dan kelaparan.
Rekaman tentara Israel menunjukkan tank-tank melaju melewati kompleks Penyeberangan Rafah dan bendera Israel dikibarkan di sisi Gaza.
PBB dan badan-badan bantuan internasional lainnya mengatakan penutupan dua penyeberangan ke Gaza selatan – Rafah dan Karm Abu Salem yang dikuasai Israel – telah memutus wilayah kantong tersebut dari bantuan luar dan sangat sedikit toko yang tersedia di dalamnya.
Sumber Bulan Sabit Merah di Mesir mengatakan pengiriman telah dihentikan sepenuhnya.
“Pendudukan Israel telah menjatuhkan hukuman mati kepada penduduk Jalur Gaza,” kata Hisham Edwan, juru bicara Otoritas Penyeberangan Perbatasan Gaza.
Penyitaan Jalur Penyeberangan Rafah terjadi meskipun ada seruan selama berminggu-minggu dari Amerika Serikat, pemerintah lain dan badan-badan internasional agar Israel menunda serangan besar-besaran di wilayah Rafah – yang dikatakan oleh Israel sebagai benteng terakhir pejuang Hamas tetapi juga tempat perlindungan. lebih dari satu juta warga sipil Palestina yang mengungsi.
Banyak orang yang kini berada di Rafah berjuang untuk menemukan tempat yang aman untuk ditinggali di wilayah kecil yang telah dibombardir hampir tanpa henti sejak Hamas menyerbu perbatasan ke Israel pada tanggal 7 Oktober.
Banyak keluarga yang berdesakan di tenda-tenda dan tempat penampungan sementara, menderita kekurangan makanan, air, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya. Badan-badan bantuan mengatakan kelaparan akan segera terjadi karena tidak cukupnya bantuan pangan yang sampai ke daerah kantong tersebut.
Warga mengatakan tank dan pesawat Israel juga menyerang beberapa daerah dan rumah di Rafah semalam pada hari Senin dan Selasa. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel di wilayah kantong tersebut telah menewaskan 54 warga Palestina dan melukai 96 lainnya dalam 24 jam terakhir.
Pada Selasa pagi, orang-orang mencari mayat di bawah reruntuhan bangunan.
Raed Al-Derby mengatakan istri dan anak-anaknya telah terbunuh.