News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Komandan Tertinggi Iran Mengatakan Misi Utamanya adalah Menghentikan Musuh di Mediterania Timur

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima Korps Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami saat memberikan pidato di acara pemakaman korban tewas dalam peristiwa pengeboman di Kerman, 5 Januari 2024.

Komandan Tertinggi Iran, Hossein Salami Mengatakan Misi Utamanya adalah Menghentikan Musuh di Mediterania Timur

TRIBUNNEWS.COM- Komandan Tertinggi Iran mengatakan misi utamanya adalah menghentikan 'musuh' di Mediterania Timur.

Komandan tertinggi Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan, Selasa, misi utama Pasukan Quds, cabang ekstrateritorial korps tersebut, adalah untuk melawan “musuh” di Laut Mediterania timur dan memperluas medan pertempuran, Anadolu Agency laporan.

Berbicara pada upacara peringatan kematian komandan IRGC dalam serangan terhadap Konsulat Iran di Suriah bulan lalu, Jenderal Hossein Salami menuduh AS “menargetkan dunia Muslim” dan “berusaha untuk mendominasi umat Islam, merampas identitas budaya mereka dan menyita hak-hak mereka. kekayaan".

“Jika musuh (AS) menyusup ke satu negara Muslim, hal itu akan berlanjut ke negara-negara Muslim lainnya, jadi jalan bagi agresor untuk memajukan hegemoninya harus diblokir,” tambahnya.

Iran menyalahkan Israel, sekutu utama AS, atas serangan Konsulat 1 April, yang menewaskan tujuh petugas IRGC. Mereka melancarkan serangan langsung pertama terhadap musuh bebuyutannya pada 13 April, yang melibatkan ratusan drone dan rudal.

Salami mengatakan Iran bertekad untuk “menutup jalan” bagi “musuhnya” di sisi timur Laut Mediterania dan “memperluas medan perang” di sana sehingga “musuh tersebut hancur”, terutama mengacu pada Amerika Serikat.

Dengan tindakan ini, Komandan IRGC mengatakan, Iran berupaya melindungi keamanan nasionalnya sendiri dan negara-negara Muslim lainnya, seraya menambahkan bahwa tanah Muslim “tidak boleh menjadi medan pertempuran bagi para agresor”.

“Kita menghadapi musuh yang sama, memiliki nasib dan tujuan yang sama, sehingga kita tidak bisa hidup terpisah,” tambah Salami.

Jenderal Iran memperingatkan terhadap pengerahan pasukan oleh “kekuatan arogan ekstra-regional” di negara-negara Muslim, dengan mengatakan bahwa hal itu “tidak membawa apa-apa selain kemiskinan dan pembantaian”.

Ketegangan antara Iran dan AS meningkat setelah perang Israel di Jalur Gaza dan perkembangan regional terkait, termasuk serangan terhadap kepentingan AS dan Israel di kawasan yang dilakukan oleh kelompok sekutu Iran.

Para pejabat Iran telah berulang kali menuduh pemerintahan Joe Biden juga terlibat dalam perang Gaza, yang menewaskan hampir 34.800 orang, karena menyediakan senjata ke Israel.

(Sumber: Middle East Monitor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini