Pakar mengatakan peluncuran senjata terbaru secara bertahap adalah hal yang disengaja oleh Hizbullah.
Kata pakar, hal itu adalah bagian dari kebijakan “ambiguitas strategi” yang diterapkan Hizbullah
Hizbullah mengklaim jumlah senjatanya meningkat drastis sejak tahun 2006. Kelompok itu mengimbau Israel untuk tidak meremehkan kekuatan Hizbullah.
Sebagai contoh, kemampuan senjata antipesawat yang dimiliki Hizbullah belum diketahui.
Senjata itu sudah menjatuhkan setidaknya empat pesawat nirawak Israel sejak bulan Oktober 2024. Hal seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Hizbullah menolak mengungkapkan jenis senjata yang digunakan untuk melawan pesawat Israel.
Sementara itu, media Israel mengklaim Hizbullah menggunakan rudal antipesawat jenis Saqr 358 buatan Iran untuk menyerang drone Israel.
Baca juga: Hizbullah Gelar 7 Operasi Militer ke Israel: Gunakan Berbagai Senjata, Upaya Cegah Genosida di Rafah
Saqr 358 adalah rudal darat ke udara (surface to air missile) yang bisa terbang dalam jarak 10 hingga 100 km sampai mendeteksi target.
Saat berperang melawan Israel tahun 2006, senjata Hizbullah mampu menjatuhkan helikopter israel.
Adapun pekan lalu Hizbullah mengaku menghancurkan tank Merkava milik Israel dan menargetkan pangkalan udara Israel dengan drone bunuh diri.
Dilansir dari Mehr News, Hizbullah juga menargetkan satu kendaraan militer Israel yang dipasangi alat pemantau. Serangan itu dilakukan dengan beberapa rudal.
Peralatan teknis di barak Hounin juga dihancurkan Hizbullah dengan sejumlah rudal.
Di samping itu, para pejuang Hizbullah menargetkan peralatan spionase di pos militer Al-Makia.
Hizbullah turut merilis rekaman yang memperlihatkan operasi militer di dekat perbatasan Lebanon selatan.
Ada pula rekaman serangan lain di pos militer Ramia, dan sebuah gedung yang berisi tentara Israel di Shtula.
Dilaporkan sudah ada setikanya 390 orang yang tewas di perbatasan Lebanon. Lebih dari 70 di antaranya adalah warga sipil.
(Tribunnews/Febri)