TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Hizbullah di Lebanon selatan membombardir kumpulan tentara Israel di perbatasan Shebaa dengan rudal bernama Jihad Mughniyeh pada hari Minggu, (12/5/2024).
Jihad Mughniyeh adalah rudal taktis kelas berat jenis baru milik Hizbullah.
Rudal itu membawa hulu ledak seberat 120 kg dan mempunyai kekuatan destruktif yang besar.
Menurut pernyataan Hizbullah, rudal itu berhasil menghantam target dengan akurat dan menimbulkan kerusakan besar.
Rudal dinamai seperti nama seorang pejuang Hizbullah yang dibunuh Israel di Suriah tahun 2015 silam, yakni Jihad Mughniyeh.
Dikutip dari The New Arab, Jihad adalah putra Imad Mugniyeh, salah satu pendiri Hizbullah.
Amerika Serikat (AS) pernah menuding Imad melakukan pengeboman Kedutaan AS di Beirut, Lebanon, tahun 1983,
Imad dibunuh dalam operasi gabungan yang dilakukan CIA dan intelijen Israel, Mossad), tahun 2008 di Damaskus, Suriah.
Hizbullah-Israel mulai saling menyerang sejak bulan Oktober 2023 setelah perang di Jalur Gaza meletus.
Dalam eskalasi terbaru itu Hizbullah meluncurkan senjata-senjata baru dalam berbagai tahap.
Sebagai contoh, pemimpin Hizbullah yang bernama Hassan Nasrallah mengungkapkan senjata baru saat berpidato.
Baca juga: IDF Kocar Kacir saat Hizbullah Hancurkan Tank Merkava di Israel Utara, Perwira Militer Tewas
Senjata itu di antaranya rudal Burkan yang membawa hulu ledak seberat 300 hingga 500 kg dan bisa terbang tanpa terdetekasi sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel.
Belum gunakan sebagian besar senjata
Sebelumnya, Hizbullah mengaku belum menggunakan sebagian besar senjatanya dalam melawan Israel.
Diperkirakan jumlah rudal Hizbullah mencapai sekitar 150.000 buah.