Amerika Serikat, sekutu terbesar Israel, memperingatkan agar tidak melancarkan serangan terhadap Rafah dan menyerukan pembukaan kembali penyeberangan.
Terkait hal ini, pejabat senior Badan Pembangunan Internasional AS, Dan Dieckhouse, mengatakan Amerika Serikat menyampaikan pandangannya mengenai penyeberangan Rafah dalam pembicaraan dengan pemerintah di kawasan.
Dia mengatakan kepada wartawan, “Kebutuhan di Gaza sangat besar sehingga kami tidak mampu menyediakan layanan penyeberangan untuk menghentikan pekerjaan.”
“Kami mendesak semua pihak untuk mencapai semacam pengaturan yang dapat segera membuka penyeberangan Rafah dan mengarah pada aliran bantuan dari Mesir,” tambah Diackhaus.
Israel: Mesir menolak permintaan kami untuk membuka perbatasan bagi warga Gaza yang mengungsi
Israel mengungkapkan pada hari Rabu bahwa Mesir telah menolak permintaan Tel Aviv untuk membuka perbatasan bagi warga Gaza yang melarikan diri dari perang.
Juru bicara pemerintah Israel David Mincer mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Israel, “Saya meminta Mesir untuk membuka penyeberangan Rafah bagi warga Gaza yang ingin melarikan diri dari perang antara Israel dan Gaza yang telah berlangsung selama tujuh bulan, namun permintaan tersebut ditolak.”
Mincer menambahkan bahwa Israel akan melenyapkan 4 brigade Hamas di Rafah, dan belum tentu seluruh anggota gerakan tersebut di sana.
Para pejabat senior Israel khawatir bahwa Mesir akan berhenti melakukan mediasi antara Tel Aviv dan Hamas mengenai gencatan senjata di Gaza dan perjanjian penyanderaan, dan telah memperingatkan bahwa kerja sama militer dan intelijen antara kedua negara akan terganggu jika krisis saat ini terus berlanjut.
Mesir, bersama dengan Qatar dan Amerika Serikat, memediasi negosiasi antara Israel dan Hamas selama perang, dan negosiasi tersebut berfokus pada gencatan senjata selama beberapa minggu, yang akan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan membebaskan sandera Israel.
Situasi memburuk ketika Israel merebut sisi Gaza dari persimpangan Rafah dengan Mesir, sebuah koridor utama bagi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa para pejabat Mesir menganggap adalah sangat menjijikkan mengibarkan bendera Israel di lokasi tersebut.
Sejak itu, Mesir berhenti mengoordinasikan perjalanan truk bantuan dari wilayahnya ke Gaza, dan bersikeras bahwa sisi lain penyeberangan itu berada di bawah kendali Palestina.
(Sumber: skynewsarabia)