News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Gara-gara Salah Ketik, Kantor PM Israel Bikin Blunder Memalukan, Akhirnya Pesan Dihapus

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. --- Dalam artikel mengulas tentang Kantor Perdana Menteri Israel yang membuat blunder saat menyampaikan pengumuman tentang sandera di Jalur Gaza.

Sahraoui menyebut persoalan pembebasan sandera menjadi "perkara yang amat penting". Dia juga mengkritik Israel yang menahan warga Palestina.

Menurut Perkumpulan Tahanan Palestina, setidaknya ada 9.100 warga Palestina yang saat ini ditahan oleh Israel.

Jumlah itu belum termasuk warga Palestina di Gaza yang ditahan sejak 7 Oktober 2023.

Militer Israel mengklaim bertindak seusai dengan hukum internasional dan hukum Israel dalam penahanan itu.

Israel menyebut, para tahanan mendapatkan makanan, air, obat-obatan, dan pakaian yang pantas.

Sementara itu, Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Gilad Erdan, menyebut masih ada 132 warga Israel yang ditahan di Gaza.

"Ini rapat pertama yang diselenggarakan oleh badan PBB yang berfokus pada penderitaan mereka dan cara untuk membebaskan mereka," kata Erdan dalam rapat itu.

Baca juga: Seruan Serangan Besar ke Mesir Menggema di Israel: Tolak Hamastan dan Fathistan di Gaza Pasca-Perang

"Sandera adalah persoalan paling penting dan utama yang harus difokusikan oleh dewan ini," ujarnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Netanyahu masih bersikeras akan melenyapkan Hamas dan memulangkan kembali semua sandera.

Akan tetapi, hingga saat ini dia belum membuat banyak perkembangan perihal pembebasan sandera.

Netanyahu bahkan didesak untuk mundur. Di samping itu, AS mengancam akan mengurangi dukungannya kepada Israel yang saat ini menyerang Rafah.

Associated Press memberitakan bahwa di Israel kini ada dua pihak yang berbeda pendapat perihal sandera.

Pihak pertama adalah mereka yang ingin pemerintah menghentikan perang dan membebaskan sandera.

Pihak kedua adalah mereka adalah sandera harga yang harus dibayar demi melenyapkan Hamas.

Perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang ditengahi oleh Qatar, Amerika Serikat (AS), dan Mesir belum menunjukkan perkembangan besar.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini