TRIBUNNEWS.COM, HARBIN - Apabila memiliki kesempatan bepergian ke China selain mengunjungi Beijing masukkan kota Harbin dalam travel list anda.
Tribun berkesempatan mengunjungi Harbin saat mengikuti Scientific Seminar Indonesia-China yang dihelat Feihe.
Harbin adalah ibukota provinsi Hailongjiang yang berbatasan langsung dengan negara Rusia. "Naik pesawat hanya butuh waktu dua jam," kata Rhea Du saat berbincang dengan Tribun, Sabtu(18/5/2024).
Rhea Du adalah warga Beijing yang kebetulan menjadi Tour Guide selama kami berada di China.
Rhea menceritakan bahwa Harbin dijuluki 'The Oriental Europe' karena budaya dan arsitektur bangunannya bergaya Eropa Neoklasik dengan ciri khas bangunan-bangunan berpilar besar dan memiliki menara.
Apabila mengunjungi Harbin lanjut Rhea jangan lupa membawa jaket tebal.
Sebab, kata dia suhu di kota Harbin saat musim panas mencapai 10 hingga 15 derajat celsius.
Sedangkan pada musim dingin atau winter suhunya bisa minus.
"Suhunya biasanya di bawah nol derajat celsius saat winter, bisa minus 14 derajat celsius," kata Rhea.
Pantauan Tribun, Harbin memiliki lokasi yang bernama Zhongyang Street.
Tempat ini banyak toko dan mal untuk mencari oleh-oleh khas negeri Tirai Bambu.
Baca juga: IMF Lempar Kritik kepada Biden, Sebut Perang Dagang AS-China Bisa Berdampak ke Ekonomi Global
Bahkan di beberapa tempat ada juga toko yang menjual buah tangan khas Rusia. Di Zhongyang Street juga banyak ditemui wisatawan asal Rusia.
Jika ingin travelling menuju Harbin dari Jakarta ada dua jalur yang bisa dilalui.
Pertama dengan pesawat terbang tujuan Jakarta-Shenzhen lalu disambung atau transit dari Shenzhen-Harbin.
Total perjalanan termasuk dengan transit ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 jam.
Alternatif berikutnya menggunakan pesawat terbang tujuan Jakarta-Beijing lalu dilanjut dari Beijing menuju Qiqihar.
Dari Qiqihar perjalanan bisa dilanjutkan dengan kereta cepat menuju Harbin dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit. Total waktu tempuh rute tersebut adalah 10 jam 30 menit.
Selain Zhongyang Street, pusat kota Harbin juga memiliki landmark berupa gereja Ortodoks Rusia dan bangunan neoklasik. Gereja tersebut bernama Saint Sophia.
Saint Sophia Cathedral merupakan gereja Ortodoks kuno seluas 0,18 ha.
Memiliki kubah mirip masjid dan berwarna hijau.
Gaya bangunannya adalah Byzantium dari Rusia.
Pembangunan Saint Sophia Cathedral pada awalnya bertujuan untuk memperkuat kepercayaan tentara dan rakyat kepada pemerintah melalui pembangunan simbol keagamaan yang mengesankan.
Maret 1907 Saint Sophia Cathedral selesai dibangun dengan kayu, kemudian pada 23 September 1923 gereja diperluas dan direnovasi.
Setelah sembilan tahun, pada 1932 Saint Sophia Cathedral selesai dan dianggap sebagai karya seni Gereja Ortodoks terbesar di wilayah Asia Timur.
Pantauan Tribun suasana di Saint Sophia Cathedral selalu ramai dengan wisatawan domestik atau luar negeri bahkan hingga tengah malam. Meski udara dingin mereka terlihat berkumpul di lapangan alun-alun untuk berfoto.
Lokasi Saint Sophia Cathedral dari Stasiun Kereta Cepat Harbin bisa ditempuh dalam waktu 40 menit.
Dan jika menginap di sekitar Zhongyang Street bisa berjalan kaki dengan jarak tempuh 350 meter.
Untuk bisa masuk ke dalam Saint Sophia Cathedral pengunjung diwajibkan membeli tiket seharga RMB 15 atau sekitar Rp 35.000.
Didalamnya menyimpan berbagai koleksi lukisan, manuskrip, mural, lonceng dan benda-benda bersejarah lainnya yanng mengisahkan sejarah Saint Sophia Cathedral dan Kota Harbin.