Badan tersebut mengatakan pasukan Israel juga membuldoser daerah di sekitar rumah sakit.
Ia menambahkan bahwa pengepungan yang sedang berlangsung menghalangi warga sipil dan staf medis untuk memasuki atau meninggalkan fasilitas tersebut.
MSF mengatakan rumah sakit tersebut merawat sedikitnya 34 orang yang terluka dalam serangan Israel di dekat kamp pengungsi Jabalia pada hari Sabtu (18/5/2024), dan kini rumah sakit tersebut kehabisan air minum.
Dikutip dari Al Jazeera, Badan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau OCHA menyebut hanya ada 15 rumah sakit yang berfungsi di Gaza.
Sedikitnya 21 rumah sakit kini tidak berfungsi lagi.
Fasilitas yang berfungsi sebagian termasuk dua di Gaza utara, lima di Kota Gaza, tiga di Deir el-Balah, tiga di Khan Younis dan dua di Rafah.
Namun serangan Israel yang meluas di Gaza dan penutupan penyeberangan ke wilayah tersebut telah memperburuk situasi di fasilitas medis tersebut.
Baca juga: Kabinet Perang Israel Ancam Netanyahu soal Rencana Pascaperang Gaza, Benny Gantz: Kami akan Mundur
Pekan lalu, outlet berita Amerika, Intercept, melaporkan bahwa dokter-dokter Amerika di Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis juga menjatah air.
PBB tidak dapat memantau masuknya bantuan ke Gaza sejak 6 Mei
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pihaknya tidak mampu mempertahankan kehadirannya di penyeberangan Rafah dan Karen Abu Salem ke Gaza.
Mereka mengaku kini tidak dapat memantau masuknya truk bantuan ke wilayah tersebut.
UNRWA sebelumnya memberikan laporan harian mengenai jumlah truk yang memasuki Jalur Gaza melalui penyeberangan ini.
UNRWA mengatakan saat ini, pihaknya hanya bisa melacak truk-truk PBB yang memasuki Gaza selatan.
Angka terbaru badan tersebut menunjukkan hanya 69 truk yang menyeberang ke Gaza selatan antara 6 Mei hingga 19 Mei, rata-rata kurang dari lima truk per hari.
Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan rata-rata 87 truk kemanusiaan PBB yang memasuki Gaza melalui dua penyeberangan tersebut per hari pada bulan April.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)