TRIBUNNEWS.COM - Pertempuran sengit berlanjut di Gaza utara.
Serangan jet, helikopter, dan artileri Israel dilaporkan menghujani kamp pengungsi Jabalia.
Para staf di Rumah Sakit al-Awda mengatakan kepada MSF kemarin bahwa tank-tank Israel telah mengepung gedung tersebut dan sekarang mereka sudah kehabisan tenaga, bahkan air minum.
Sementara, Doctor Without Borders melaporkan bahwa Rumah Sakit al-Awda yang terkepung di wilayah tersebut telah kehabisan pasokan air minum.
Pengepungan yang sedang berlangsung terhadap Rumah Sakit al-Awda di Gaza adalah yang terbaru dari serangkaian serangan Israel terhadap layanan kesehatan di wilayah Palestina.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendokumentasikan 445 serangan Israel terhadap sektor medis Gaza, yang mempengaruhi 101 fasilitas kesehatan, termasuk 32 rumah sakit.
Pada Oktober 2023 kemarin, sebuah rudal menghantam tempat parkir Rumah Sakit Arab al-Ahli di Kota Gaza, menewaskan ratusan orang.
Kemudian, pada November 2023, psukan Israel memasuki rumah sakit terbesar di Gaza, al-Shifa, setelah pengepungan selama beberapa hari.
Mereka juga melancarkan serangan terhadap al-Awda, menewaskan sedikitnya tiga dokter.
Lanjut pada Desember 2023, Pasukan Israel menguasai al-Awda setelah pengepungan selama 12 hari, di mana penembak jitu membunuh dua anggota staf medis di fasilitas tersebut.
Awal tahun ini, pada Januari 2024 tepatnya, Pasukan Israel memerintahkan evakuasi Rumah Sakit Nasser di Khan Younis dan menggerebek fasilitas tersebut.
Baca juga: 2 Tentara Israel Tewas setelah Hamas Ledakkan Terowongan di Jalur Gaza Selatan
Dua bulan lalu, yakni Maret 2024, serangan Israel terhadap Rumah Sakit al-Aqsa menewaskan banyak warga sipil yang berlindung di rumah sakit.
Pada bulan yang sama, militer juga melancarkan serangan baru terhadap al-Shifa, sehingga menghancurkannya.
Situasi di Rumah Sakit al-Awda
Kantor berita Wafa, mengutip sumber-sumber medis, mengatakan pasukan Israel menembakkan peluru artileri ke rumah sakit sebelum mengepung fasilitas tersebut pada hari Minggu.
Badan tersebut mengatakan pasukan Israel juga membuldoser daerah di sekitar rumah sakit.
Ia menambahkan bahwa pengepungan yang sedang berlangsung menghalangi warga sipil dan staf medis untuk memasuki atau meninggalkan fasilitas tersebut.
MSF mengatakan rumah sakit tersebut merawat sedikitnya 34 orang yang terluka dalam serangan Israel di dekat kamp pengungsi Jabalia pada hari Sabtu (18/5/2024), dan kini rumah sakit tersebut kehabisan air minum.
Dikutip dari Al Jazeera, Badan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau OCHA menyebut hanya ada 15 rumah sakit yang berfungsi di Gaza.
Sedikitnya 21 rumah sakit kini tidak berfungsi lagi.
Fasilitas yang berfungsi sebagian termasuk dua di Gaza utara, lima di Kota Gaza, tiga di Deir el-Balah, tiga di Khan Younis dan dua di Rafah.
Namun serangan Israel yang meluas di Gaza dan penutupan penyeberangan ke wilayah tersebut telah memperburuk situasi di fasilitas medis tersebut.
Baca juga: Kabinet Perang Israel Ancam Netanyahu soal Rencana Pascaperang Gaza, Benny Gantz: Kami akan Mundur
Pekan lalu, outlet berita Amerika, Intercept, melaporkan bahwa dokter-dokter Amerika di Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis juga menjatah air.
PBB tidak dapat memantau masuknya bantuan ke Gaza sejak 6 Mei
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pihaknya tidak mampu mempertahankan kehadirannya di penyeberangan Rafah dan Karen Abu Salem ke Gaza.
Mereka mengaku kini tidak dapat memantau masuknya truk bantuan ke wilayah tersebut.
UNRWA sebelumnya memberikan laporan harian mengenai jumlah truk yang memasuki Jalur Gaza melalui penyeberangan ini.
UNRWA mengatakan saat ini, pihaknya hanya bisa melacak truk-truk PBB yang memasuki Gaza selatan.
Angka terbaru badan tersebut menunjukkan hanya 69 truk yang menyeberang ke Gaza selatan antara 6 Mei hingga 19 Mei, rata-rata kurang dari lima truk per hari.
Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan rata-rata 87 truk kemanusiaan PBB yang memasuki Gaza melalui dua penyeberangan tersebut per hari pada bulan April.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)