Ia sadar betul bahwa para pasien membutuhkannya, begitu pula keluarganya yang masih berada di utara.
Kini, rekan-rekan Dr. Al-Bursh membuka rumah duka untuknya, baik mereka yang bersekolah di Sekolah Al-Fallujah pada masa sekolah menengah pertama, atau di sekolah menengah atas dari Sekolah Halima Al-Saadia, serta rekan-rekan dokter Arabnya di luar negeri yang sangat berduka atas kematiannya dan menaruh perhatian besar pada detail pengorbanannya untuk membantu pasiennya.
Itu adalah kelas yang diajarkan dalam suatu kursus. Etika medis.
Beliau memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Kedokteran Universitas Janš di Rumania, kemudian mengambil spesialisasi di bidang bedah ortopedi dan sendi.
Ia memperoleh Dewan Yordania dan Dewan Palestina, kemudian memperoleh beasiswa Inggris dalam bedah patah tulang kompleks di London.
Keahlian dan ketepatan Al-Bursh dalam pembedahan membuatnya mendapatkan reputasi besar di seluruh Palestina. Beliau menjabat sebagai presiden departemen ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa, dan tetap menjadi salah satu pilar medis bergengsi.
Dari sana, dari Rumah Sakit Al-Shifa, ketenarannya dimulai dan ratusan pasien mendatanginya, yang lebih memilih dia mengoperasi mereka daripada menerima perawatan di luar negeri.
Al-Bursh biasa berpartisipasi dalam pengobatan pasiennya, ketika dia meresepkan mereka berenang sebagai pengobatan untuk arthritis, dan dia selalu mengejutkan mereka di pagi hari dengan mengenakan pakaian renangnya, siap berkompetisi di laut terbuka.
Dia juga mencurahkan banyak waktunya untuk pekerjaan dan pasiennya, namun dia mencintai keluarganya dan berusaha melupakan tekanan pekerjaan saat dia berada di antara mereka, dan menghabiskan sedikit waktunya bersama mereka untuk melakukan hal-hal yang dia sukai.
Dia mengikuti olahraga dan mendorong tim lokal, Arab, dan internasional, selain menjadi kepala departemen medis Asosiasi Sepak Bola Palestina.
Dia juga berpartisipasi bersama anak-anaknya dalam pawai damai dan acara nasional tahun 2018-2019 karena keyakinannya pada perjuangan Palestina dan hak mereka untuk berpartisipasi.
Dokter Al-Bursh, yang menghabiskan hidupnya berpindah-pindah di koridor departemen ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa, berusaha hidup seperti manusia normal.
Dia mempraktikkan hobinya yang membawanya ke dunia yang dia cintai, melalui piano tempat dia memainkan “turquoises and clathums” yang dia cintai, seperti yang biasa dia katakan.
Ia juga memperoleh gelar master ilmu politik dari Universitas Al-Azhar, dan saat itu, ketika rekan-rekannya bertanya mengapa Anda, seorang dokter, memilih politik, jawabannya saat itu sederhana dan meyakinkan: