Selama periode itu, bom buatan AS meleset dari sasarannya antara 200 meter hingga 1,2 km.
Padahal kata pejabat militer yang tak disebutkan namanya itu, untuk mendapatkan penyesuaian yang diperlukan terhadap “persenjataan yang gagal” sangatlah sulit karena “proses yang terlalu birokratis” di Washington.
Namun, dalam kasus JDAM, pabrikan mampu menyediakan patch dan amunisi tersebut masih digunakan oleh Kiev.
Presiden Rusia Vladimir Putin seperti dikutip Russia Today mengatakan bahwa sejak dimulainya konflik antara Moskow dan Kiev pada Februari 2022, produksi peralatan peperangan elektronik telah meningkat 15 kali lipat di negara tersebut.
Ia juga memperingatkan bahwa pengiriman sistem senjata ke Kiev oleh AS dan sekutunya tidak akan menghalangi Moskow mencapai tujuan militernya, dan menambahkan bahwa hal itu hanya akan memperpanjang pertempuran dan dapat meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.
Drone Cepat Rusak
Sebelumnya, The New York Times memberitakan bahwa Kiev tidak dapat menggunakan drone mereka secara efektif di garis depan karena sinyalnya terganggu oleh Rusia.
Bagi Kiev, seperti dicatat oleh NYT, drone balap komersial berbiaya rendah First Person View (FPV) telah terbukti menjadi alternatif yang efektif dibandingkan peluru artileri.
“FPV memainkan peran penting bagi kami, karena mainan ini pada dasarnya adalah artileri bergerak yang mengimbangi kurangnya amunisi,” kata salah satu operator drone Ukraina kepada outlet tersebut.
Namun, selama setahun terakhir, Rusia telah meningkatkan kemampuan gangguannya, secara signifikan mengurangi dampak drone Ukraina dan membatasi pasokan perangkat yang tersedia di pasaran, sehingga mengancam untuk sepenuhnya mengesampingkan “komponen utama persenjataan Ukraina.”
“Pada hari tertentu semuanya berjalan lancar, pada hari lain peralatan rusak, drone rapuh dan terjadi gangguan,” kata seorang tentara Ukraina lainnya kepada outlet tersebut.
Menurut NYT, penanggulangan elektronik kini telah menjadi salah satu senjata militer Rusia yang paling tangguh karena kemampuannya dalam menekan sinyal Ukraina dan menyiarkannya pada frekuensi mereka.
Musim panas lalu, keunggulan kemampuan peperangan elektronik Rusia juga diakui oleh juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yuri Ignat, yang menjelaskan bahwa serangan balasan Kiev yang banyak dipuji terhenti justru karena teknologi jamming terbaru Moskow.
“Sayangnya, dalam hal ini, [pasukan Rusia] jauh di depan kita. Drone tidak perlu ditembak jatuh dengan rudal antipesawat atau senjata antipesawat. Anda bisa memaksanya mendarat dan mencegatnya dengan peperangan elektronik,” kata Ignat.