TRIBUNNEWS.COM - Serangan pasukan pendudukan Israel ke kamp pengungsian warga Palestina di Rafah pada Minggu (26/5/2024) menuai kecaman keras dari sejumlah negara.
Satu di antara negara yang vokal dengan aksi pembantaian keji oleh pasukan Israel ini ditunjukkan oleh warga Turki.
Kecaman keras warga Turki terhadap serangan keji tentara Israel di tenda pengungsian warga sipil Palestina ditunjukkan melalui aksi mereka yang membanjiri jalan-jalan Kota Istanbul untuk melakukan unjuk rasa.
Dikutip Tribunnews melalui Türkiye Gazetesi, ribuan warga Turki memusatkan aksi unjuk rasa dengan berkumpul di sekitar konsulat Israel di Istanbul pada Senin (27/5/2025) malam untuk mengecam serangan terhadap kamp pengungsi Palestina di Rafah.
Tak hanya di Istanbul, Türkiye Gazetesi juga menyebutkan, ada kisaran puluhan ribu orang berkumpul untuk melakukan protes keras di luar Konsulat Israel di Istanbul seperti di Diyarbakır, Siirt, dan Gaziantep.
Dalam unjuk rasa tersebut, demonstran mendesak komunitas internasional untuk turun tangan dan menghentikan serangan Israel terhadap warga sipil Palestina.
Dari beberapa kota di Turki yang memiliki konsulat Israel, Unjuk rasa yang digelar di Istanbul bisa dikatakan yang paling besar
Pengunjuk rasa di Istanbul menggelar aksinya dengan rute awal Masjid Barbaros Hayrettin Paşa, yang kemudian berlanjut menuju gedung konsulat Israel sambil membawa bendera Palestina dan Turki.
Para pengunjuk rasa mengeluarkan yel-yel seperti "Israel Pembunuh, Keluar dari Palestina" dan "Dari sungai hingga ke laut, Palestina akan merdeka" untuk mengutuk tindakan Israel.
Unjuk rasa di Istanbul kemudian diakhiri dengan doa bersama untuk Palestina sebelum kerumunan membubarkan diri
Sementara itu, di Diyarbakır, warga juga menggelar aksi unjuk rasa serangan Israel dengan pusat pengerahan massa ditujukan di distrik Kayapınar
Baca juga: Israel Tak Peduli meski Rafah Dianggap Zona Aman, Tenda-tenda Pengungsi Dihujani Bom
Setelah salat di Masjid Diclekent, para pengunjuk rasa berjalan menuju Taman Para Syuhada 15 Juli, sambil mengibarkan bendera Palestina dan melantunkan yel-yel menentang Israel.
Ramazan Tekdemir, Ketua Serikat Pekerja Memur-Sen turut menjadi pembicara dalam aksi unjuk rasa tersebut
Dalam orasinya di hadapan pengunjuk rasa, Ramazan mengutuk serangan Israel tersebut sebagai pembantaian yang menargetkan warga sipil yang tinggal di tenda-tenda darurat.
Sementara itu di kota Konya, Organisasi Masyarakat Sipil setempat mengadakan aksi "Suara untuk Palestina".
Para peserta berkumpul di Lapangan Zafer dan berjalan menuju Lapangan Mevlana, di mana Presiden ormas tersebut, Adem Ceylan, memberikan pidato yang mengutuk kekerasan Israel tersebut
Ceylan menggambarkan serangan di kamp pemukiman di Rafah sebagai salah satu periode paling memalukan dalam sejarah manusia.
"Yahudi, terkenal karena menantang Tuhan dan membunuh para nabi, sekali lagi terbukti menjadi salah satu azab terbesar bagi umat manusia." ungkap Ceylan.
Selain mengkritik Israel, Ceylan juga menyayangkan ketidakberdayaan negara-negara Muslim yang seolah diam dan mendesak semua pihak memberikan dukungan yang lebih substansial bagi Gaza
Ceylan juga mendorong para pemimpin Muslim dunia untuk mengambil langkah-langkah militer, politik, dan ekonomi yang tegas terhadap Israel.
(Tribunnews.com/Bobby)