Israel telah menghadapi kemarahan internasional sejak serangan hari Minggu (26/5/2024) yang menargetkan kompleks Hamas yang akhirnya menewaskan puluhan orang di Rafah, termasuk warga sipil.
Sebanyak 21 orang lainnya dilaporkan tewas setelah serangan udara di "wilayah kemanusiaan" di Rafah barat, AFP melaporkan, meskipun tentara Israel membantah terlibat.
Setelah serangan di Rafah pada hari Minggu, seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kelompok tersebut tidak akan berpartisipasi dalam perundingan gencatan senjata lebih lanjut di Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut pembantaian di Rafah adalah "kesalahan yang tragis."
"Meskipun kami berupaya sebaik mungkin untuk tidak merugikan pihak-pihak yang tidak terlibat, sayangnya kesalahan tragis terjadi tadi malam. Kami sedang menyelidiki kasus ini," kata Netanyahu.
Serangan itu terjadi dua hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel menghentikan serangannya di Rafah.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)