TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 12 orang tewas dalam serangan udara Israel di sekitar Kota Aleppo, Suriah, Senin (3/6/2024).
Serangan Israel ini terjadi pada pukul 00.20 waktu setempat dan menyebabkan sejumlah korban jiwa serta kerusakan material.
Dikutip dari Reuters, sebelumnya Israel pernah melancarkan serangan udara pada tanggal 29 Mei 2024 di wilayah tengah Suriah serta kota pesisir Baniyas.
Dalam serangan tersebut, Israel telah menewaskan seorang anak dan melukai 10 warga sipil.
Selama bertahun-tahun Israel telah melakukan serangan terhadap apa yang digambarkannya sebagai sasaran yang terkait dengan Iran di Suriah.
Di mana pengaruh Teheran telah berkembang sejak negara tersebut mulai mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara yang dimulai pada tahun 2011.
Pada bulan April, Iran membalas dengan menembakkan rudal ke Israel setelah dugaan serangan Israel yang menghancurkan sebuah bangunan di kompleks kedutaan Iran di Damaskus dan menewaskan beberapa perwira Iran termasuk seorang jenderal tinggi.
Dikutip dari Al Arabiya, 12 orang yang dilaporkan tewas di Aleppo merupakan kelompok pro-Iran.
"Dua belas pejuang pro-Iran dari Suriah dan warga negara asing tewas, menurut penghitungan awal, dalam serangan udara Israel terhadap sebuah posisi di Kota Hayyan, utara Aleppo, yang memicu ledakan kuat di sebuah pabrik," tulis Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan udara Israel menargetkan beberapa posisi di dekat kota tersebut.
"Agresi tersebut menyebabkan beberapa korban jiwa dan kerusakan material," kata kementerian.
Baca juga: Serangan Hizbullah Masuki Fase Mematikan, Api Berkobar Membakar Sebagian Wilayah di Israel Utara
Menurut Observatorium, tim penyelamat dan petugas pemadam kebakaran langsung dikerahkan ke lokasi serangan tersebut.
LSM tersebut mengatakan bahwa Hayyan “dikendalikan oleh kelompok pro-Iran yang terdiri dari warga Suriah dan orang asing”.
Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap tetangganya di utara sejak pecahnya perang saudara di Suriah.
Terutama menargetkan posisi tentara dan pejuang yang didukung Iran, termasuk dari kelompok militan Hizbullah.
Meskipun jarang berkomentar mengenai serangan individu di Suriah, Israel telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, memperluas kehadirannya di sana.
Serangan tersebut meningkat sejak perangnya dengan Hamas di Jalur Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari setengah juta orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi sejak meletus pada tahun 2011 setelah Damaskus menindak protes anti-pemerintah.
(Tribunnews.com/Whiesa)