TRIBUNNEWS.COM - Tentara Ukraina mengatakan bala bantuan mereka tiba di garis depan tanpa keterampilan dasar seperti merakit senapan dan menembakkan senjata, The Washington Post melaporkan.
The Washington Post mewawancarai para komandan dan pasukan yang baru dikerahkan di garis depan.
Para komandan mengatakan unit mereka harus melatih kembali tentara yang dikirim dari belakang.
Laporan tersebut, yang diterbitkan hari Minggu (2/6/2024), menggarisbawahi kekhawatiran yang telah disuarakan lama oleh unit-unit Ukraina, yang mengatakan mereka kehabisan pasukan berpengalaman seiring berlangsungnya perang.
Ketika Ukraina merotasi pasukan dari pos belakang untuk membantu para pejuang garis depan, beberapa pendatang baru tidak memenuhi persyaratan dasar komandan mereka, menurut The Washington Post.
Bahkan, mereka bukanlah orang-orang yang baru menjalani wajib militer yang telah direkrut Kyiv dalam beberapa bulan terakhir.
Salah satu petugas Brigade Mekanik ke-93, yang memiliki kode nama Schmidt, mengatakan kepada Post bahwa beberapa anak buah barunya tidak tahu cara merakit atau membongkar senapan.
“Kami hanya membuang banyak waktu di sini untuk pelatihan dasar,” kata Schmidt.
Schmidt lalu mengharuskan pendatang baru untuk berlatih di minggu pertama mereka dengan menembakkan sekitar 1.500 peluru setiap hari.
Brigade Mekanik ke-93 telah menjalani beberapa pertempuran terberat dalam perang Rusia-Ukraina, termasuk pertempuran di Bakhmut, Kharkiv, dan Adviivka.
The Post melaporkan bahwa orang-orang baru di unit Schmidt kemungkinan akan ditempatkan di dekat kota Chasiv Yar, yang sudah hancur di Donetsk.
Baca juga: Usai Restui Ukraina Serang Rusia, Joe Biden Lepas Tangan setelah Putin Ancam AS
Seorang tentara yang baru tiba, dengan kode nama Val dari Brigade Mekanik ke-93, mengatakan kepada The Post dirinya ditugaskan ke garis depan padahal baru diberitahu satu hari sebelumnya.
Prajurit lain dari Brigade Mekanik ke-42 di Kharkiv mengatakan kepada outlet tersebut bahwa semuanya dipelajari di tempat saat itu juga.
Sedangkan untuk anggota baru, pusat pelatihan Ukraina hampir tidak memiliki perlengkapan yang cukup untuk memberikan pelatihan dasar kepada tentara, menurut Post.