News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Gaza Krisis Pangan Akut, Warga Berebut Minum Air Limbah hingga Balita Terpaksa Puasa

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selain nyawanya terancam oleh serangan brutal Israel, anak-anak Palestina di Gaza juga mengalami kekurangan gizi dan nutrisi karena amat terbatasnya pasokan bahan pangan oleh blokade militer Israel di perbatasan.

TRIBUNNEWS.COM – Krisis pangan di Gaza, Palestina yang semakin mencekik memaksa sebagian besar warga minum air limbah untuk bertahan hidup.

Hal ini diungkap langsung oleh Hanan Balkhy, direktur regional Mediterania Timur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam laporan yang dikutip dari Al Mayadeen, sejumlah warga harus meminum air limbah karena layanan kesehatan terdampak imbas agresi Israel.

Tak hanya itu, akses bantuan pangan yang semakin menipis akibat penutupan jalur koridor kemanusian yang dilakukan militer Israel di perbatasan Rafah memaksa para pengungsi untuk mengonsumsi rumput liar.

Salah seorang pengungsi Gaza mengaku keluarganya harus mengkonsumsi rumput liar dengan cara direbus dengan air tanpa nasi agar bisa bertahan hidup.

Tak hanya itu dampak dari krisis juga membuat para pengungsi terpaksa mengolah pakan ternak menjadi tepung untuk bahan pangan.

Mereka bahkan mulai mengolah pakan ternak hewan sebagai bahan pangan untuk mengganjal rasa lapar.

"Di Gaza ada orang yang kini memakan makanan hewan, makan rumput, dan minum air limbah. Anak-anak hampir tak bisa makan, sementara banyak truk bantuan kemanusiaan tertahan di luar Rafah," jelas Balkhy.

Situasi Gaza yang semakin memprihatinkan membuat Badan pemantau hak asasi manusia euroMED menggambarkan situasi ini sebagai "perang kelaparan".

Balita Terpaksa Berpuasa

Krisis pangan akut di Gaza bahkan membuat sebagian besar anak-anak di bawah usia lima tahun di Gaza terpaksa menderita setidaknya satu hari tanpa makanan.

Baca juga: Korban Tewas di Gaza Meningkat, Setidaknya Nyawa 36.586 Warga Palestina Direnggut Israel

Imbas 30 anak dilaporkan meninggal akibat kelaparan, menurut laporan Truthout .

Hal itu dikonfirmasi oleh kelompok-kelompok bantuan dan didukung oleh survei kelompok bantuan kemanusiaan yang menunjukkan bahwa 85 persen anak-anak di bawah usia lima tahun tidak mendapatkan makanan setidaknya satu hari dalam tiga hari.

“Empat dari lima anak di Gaza seharian tidak makan setidaknya satu kali dalam 72 jam terakhir. Anak-anak kelaparan,” kata juru bicara WHO Margaret Harris.

WHO Desak Israel Buka Akses Bantuan

Mencegah krisis kelaparan yang semakin memprihatinkan, Balkhy mendesak Israel membuka akses masuk Gaza sehingga lebih banyak bantuan bisa sampai ke warga.

Dia juga mengkritik pengiriman via udara yang dianggap tak efektif.

Hal senada juga dilontarkan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mendesak Israel membuka akses untuk konvoi bantuan ke Gaza untuk mengantisipasi bahaya kelaparan di sana.

Seruan itu disampaikan Lazzarini dalam unggahan di platform media sosial X.

Sehari setelah Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) di Den Haag memerintahkan Israel untuk mengambil semua langkah yang diperlukan demi memastikan bantuan pokok sampai ke tangan warga Palestina di Jalur Gaza.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini