TRIBUNNEWS.COM – Hizbullah makin sering menggunakan taktik baru dalam serangannya terhadap Israel.
Baru-baru ini, Hizbullah merilis video yang memperlihatkan serangan artileri yang dipandu oleh drone atau pesawat tanpa awak.
Serangan itu menargetkan peluncur rudal di sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel.
Tidak diketahui dengan jelas apakah target itu berhasil dihancurkan. Namun, foto-foto memperlihatkan adanya peluru artileri yang meledak di dekat target. Setelah itu, muncul asap berdebu.
Serangan tersebut memperlihatkan pencapaian baru Hizbullah dalam taktiknya melawan Israel.
Hizbullah diperkirakan memiliki roket yang jumlahnya diperkirakan mencapai 100.000. Namun, sebagian besar dari roket-roket itu tidak berpemandu dan tidak akurat.
Di samping itu, roket Hizbullah yang berpemandu dan berharga mahal juga masih bisa ditangkis oleh Iron Dome.
Bahkan, Iron Dome dilaporkan sudah menangksi ribuan roket Hizbullah dan Hamas sejak perang di Jalur Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2024.
Semenjak perang itu, Hizbullah kerap merecoki wilayah Israel bagian utara sebagai bentuk dukungan kepada Gaza.
Menghancurkan Iron Dome disebut menjadi tujuan utama Hizbullah. Jika Iron Dome bisa dihancurkan, hal itu akan bisa membuka jalan baru bagi Hizbullah untuk menyerang Israel utara dan menunjukkan kelemahan Iron Dome.
Adapun menggunakan drone untuk memandu tembakan artileri makin lazim digunakan dalam taktik militer modern.
Baca juga: Risiko Perang Besar, AS Minta Israel Tak Bombardir Hizbullah di Lebanon
Strategi seperti itu pertama kali digunakan oleh pasukan Amerika Serikat (AS) saat Perang Teluk tahun 1991. Kala itu sebuah drone digunakan untuk memandu artileri kapal.
Pasukan Ukraina dan Rusia juga menggunakan strategi seperti itu untuk menyerang lawan masing-masing.
Perang Done
Hizbullah menggunakan sejumlah strategi baru dalam konfliknya dengan Israel. Salah satunya ialah dengan berupaya menghancurkan balon pengintaian.