News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kondisi Geopolitik Timur Tengah Memanas, Harga Minyak Dunia Melambung

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kilang minyak,Harga minyak dunia secara keseluruhan naik pada hari Senin (11/6/2024), akibat Kekhawatiran pasokan yang meningkat akibat penurunan jumlah rig pengeboran minyak di AS dan risiko geopolitik yang berlangsung di Timur Tengah juga mendukung kenaikan harga.

TRIBUNNEWS.COM - Harga minyak dunia secara keseluruhan naik pada hari Senin (11/6/2024) menjelang datangnya musim panas yang mendorong ekspektasi peningkatan permintaan minyak.

Jenis minyak Brent yang menjadi patokan internasional, diperdagangkan pada $79.97 atau Rp 1,3 juta per barel pada pukul 10.28 pagi waktu lokal atau 14.28 WIB Senin.

Harga ini meningkat sebesar 0.44 persen dari harga penutupan sebelumnya pada $79.62 per barel atau Rp 1,297 juta dalam sesi perdagangan sebelumnya.

Jenis minyak yang menjadi patokan Amerika, West Texas Intermediate (WTI), diperdagangkan pada $75.83 atau Rp 1,236 juta per barel pada waktu yang sama, naik 0.40 persen dari sesi sebelumnya yang ditutup pada $75.53 atau Rp 1,231 juta per barel.

Data resmi inventaris minyak mentah dan bensin AS, yang akan diumumkan pada hari Rabu, akan menjadi sinyal permintaan di negara pengonsumsi minyak terbesar di dunia.

Kekhawatiran pasokan yang meningkat akibat penurunan jumlah rig pengeboran minyak di AS dan risiko geopolitik yang berlangsung di Timur Tengah juga mendukung kenaikan harga.

Menurut data mingguan yang diumumkan oleh perusahaan layanan lapangan minyak, Baker Hughes, jumlah pengeboran minyak di negara tersebut turun 4 rig menjadi 492 pada minggu 1–7 Mei dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Dikutip Tribunnews dari Anadolu Ajansi, adapun jumlah rig pengeboran minyak di AS turun 64 secara tahunan.

Selain menurunnya jumlah rig, ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang kaya minyak terus mempengaruhi harga minyak.

Kelompok Houthi Yaman mengklaim pada hari Minggu telah menargetkan kapal perusak Inggris di Laut Merah dan dua kapal di Laut Arab.

Juru bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan pejuang mereka menyerang kapal perusak Inggris, Diamond, di Laut Merah dengan misil balistik sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah.

Baca juga: Yaman dan Irak Satukan Operasi Gabungan Hancurkan Kapal yang Kirim Senjata ke Pelabuhan Haifa Israel

Kelompok tersebut mengatakan pejuangnya juga menyerang kapal Nordeney dan MSC Tavishi di Laut Arab dengan misil laut dan balistik serta pesawat tak berawak.

Kelompok Houthi mengatakan AS dan Inggris meluncurkan tujuh serangan udara pada Jumat yang menargetkan ibu kota Sanaa, Yaman bagian utara, dan provinsi Al-Hudaydah di Yaman bagian barat.

Sementara itu, pelaku pasar menunggu keputusan suku bunga dari Federal Reserve AS (The Fed) yang akan diumumkan nanti dalam pekan ini.

Meskipun terjadi peningkatan tingkat pengangguran yang diumumkan di AS, data ketenagakerjaan non-pertanian melampaui ekspektasi dan memperkuat prediksi bahwa The Fed hanya akan melakukan pemotongan suku bunga sekali dalam tahun ini.

Kemungkinan The Fed melakukan pemotongan suku bunga pertamanya pada bulan September turun dari 83 persen menjadi 51% pada hari Jumat dan dari 81% menjadi 77% pada November.

Probabilitas yang lebih rendah akan pemotongan suku bunga tahun ini memberikan tekanan turun pada harga minyak.

Pakar ekonomi saat ini fokus pada laporan pasar minyak bulanan OPEC yang akan diumumkan pada hari Selasa ini, yang akan memberikan indikator tentang keseimbangan pasokan dan permintaan pasar.

(Tribunnews.com/Bobby)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini