TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengirim sebuah kapal selam serang ke pangkalan AS di Teluk Guantanamo di Kuba, sehari setelah satuan tugas Rusia yang terdiri dari empat kapal berlayar ke Havana, Kuba, dalam ekspedisi jarak jauh.
USS Helena, kapal kelas Los Angeles, tiba untuk kunjungan pelabuhan rutin, menurut laporan Komando Selatan AS (SOUTHCOM) dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (13/6/2024).
“Lokasi dan transit kapal tersebut telah direncanakan sebelumnya,” tambah SOUTHCOM, membantah dugaan adanya niat untuk menyaingi keberadaan kapal Rusia di kawasan tersebut.
SOUTHCOM mengklaim USS Helena melakukan misi keamanan maritim global dan pertahanan nasional.
Sementara, surat kabar AS, Associated Press, menggambarkan kedatangan kapal selam itu sebagai ajang unjuk kekuatan AS sebagai tanggapan atas kehadiran kapal Rusia yang begitu dekat dengan pantai AS.
Diketahui, Kuba yang menjalin hubungan baik dengan Rusia, terletak sangat dekat dengan Miami, negara bagian Florida, AS.
Kapal Rusia berlayar ke Kuba
Sebelumnya, satuan tugas empat kapal Armada Utara Angkatan Laut Rusia berlayar ke Havana, Kuba pada Rabu (12/6/2024).
Kelompok tersebut dipimpin oleh fregat rudal Laksamana Gorshkov dan kapal selam bertenaga nuklir kelas Yasen Kazan, di mana keduanya adalah aset angkatan laut paling modern Rusia.
"Dua kapal pendukung, kapal tanker minyak Pashin dan kapal tunda penyelamat Nikolay Chiker, menemani gugus tugas tersebut ke Karibia," kata Kremlin dalam pernyataannya.
Pelayaran itu digambarkan Moskow bulan lalu sebagai ekspedisi jarak jauh untuk memastikan kehadiran angkatan laut Rusia di perairan yang merupakan area operasional penting.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-842: Sanksi Baru Inggris untuk Rusia, Targetkan Armada Bayangan Putin
Kementerian Pertahanan Rusia tidak memberikan komentar lebih lanjut mengenai misi armada tersebut, sehingga menimbulkan spekulasi kuat di AS bahwa kehadiran armada Rusia dapat menjadi pesan mengenai tindakan AS dan sekutunya di Ukraina.
“Jelas ini adalah sinyal ketidaksenangan mereka terhadap apa yang kami lakukan terhadap Ukraina,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, pada Senin (10/6/2024).
"AS tidak memiliki indikasi dan harapan bahwa senjata nuklir akan berperan di sini,” lanjutnya, dikutip dari The New York Post.
Sementara itu, pemerintah Kuba menyatakan kapal-kapal Rusia tidak dilengkapi dengan rudal nuklir dan misi mereka sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional.