Penutupan penyeberangan Rafah dan genosida yang sedang berlangsung di Gaza telah menghentikan 2.500 jamaah Gaza, termasuk misi pendampingnya, untuk melakukan perjalanan haji.
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Setidaknya 2.500 warga Palestina dilarang menunaikan ibadah haji tahun ini.
"Penyebabnya perang yang sedang berlangsung di Gaza dan pendudukan Israel di penyeberangan Rafah," demikian kantor berita Anadolu melaporkan.
Juru Bicara Kementerian Wakaf di Jalur Gaza, Ikrami al-Mudallal, mengatakan bahwa ini jelas merupakan pelanggaran kebebasan beragama.
Al-Mudallal mengatakan bahwa penutupan penyeberangan Rafah dan perang yang sedang berlangsung telah menghentikan 2.500 jamaah Gaza, termasuk misi pendampingnya untuk melakukan perjalanan haji.
“Kelompok ini mewakili 38 persen dari total 6.600 jamaah haji Palestina,” ujarnya dikutip pada Minggu (16/6/2024).
Al-Mudallal menyatakan bahwa kementeriannya berhubungan dengan otoritas terkait di Arab Saudi dan Mesir untuk mengatasi apa yang mereka gambarkan sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap hak-hak jamaah Palestina dan mencari cara bagi mereka untuk melakukan perjalanan haji.
Baca juga: 52 Ribu Jemaah Haji yang Ikuti Skema Murur Diberangkatkan
Pada bulan Maret 2023, Kementerian Wakaf di Jalur Gaza mengadakan undian untuk memilih jamaah haji tahun 2023 dan 2024.
Undian diadakan karena terbatasnya kuota haji dan blokade Israel yang sedang berlangsung dengan memprioritaskan orang lanjut usia dan orang sakit untuk menunaikan haji lebih dahulu.
Mei lalu, kementerian tersebut memperingatkan bahwa pendudukan penyeberangan Rafah dan penutupannya sejak 7 Mei, telah menghalangi selesainya musim haji tahun ini bagi jamaah Gaza.
Mereka menyebut hal ini sebagai “pelanggaran nyata terhadap kebebasan beragama dan hukum kemanusiaan internasional.”
Kementerian mendesak Mesir dan Arab Saudi untuk menekan semua pihak, terutama pendudukan Israel, agar warga Gaza bisa menunaikan ibadah haji tahun ini.
Bantuan Raja Arab Saudi
Sebelumnya, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud telah mengeluarkan instruksi untuk menampung 1.000 jemaah haji khusus dari keluarga para korban meninggal dan korban terluka yang berasal dari Jalur Gaza, Palestina.
Sebagaimana dilaporkan Saudi Gazette pada Minggu (9/6/2024), inisiatif itu diluncurkan oleh Raja Salman dengan tujuan agar warga Gaza dapat melaksanakan ibadah haji dengan cara yang luar biasa.