Menit-menit 'Injury Time' Sebelum Gencatan Senjata Dimulai, Israel Gencarkan Serangan Udara
TRIBUNNEWS.COM- Jet tempur Israel menyerang Beirut dengan bom karpet dalam serangan menit terakhir sebelum gencatan senjata dimulai.
Israel menghancurkan beberapa bangunan di pinggiran selatan Beirut kurang dari satu jam setelah menyerang jantung ibu kota.
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran dan merusak terhadap Beirut dan pinggiran selatannya pada tanggal 26 November, sebelum sidang kabinet di mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan memberi lampu hijau bagi kemungkinan kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah.
Serangan tersebut menyebabkan ledakan besar dan awan asap tebal terlihat mengepul dari sejumlah lokasi di pinggiran selatan Beirut pada Selasa sore, seperti yang ditunjukkan dalam rekaman video di media sosial.
Beberapa bangunan tempat tinggal hancur total akibat serangan tersebut, yang terjadi setelah dikeluarkannya perintah evakuasi untuk lebih dari 20 bangunan di pinggiran kota. Militer Israel mengklaim telah menyerang puluhan target Hizbullah.
Serangan Israel menghancurkan sebuah bangunan di daerah Nuwairi, pusat kota Beirut, kurang dari satu jam sebelum serangan di pinggiran kota dimulai.
“Serangan udara dahsyat yang dilakukan pada hari Selasa oleh pesawat tempur musuh Israel menargetkan sebuah bangunan dekat Masjid Khatem al-Anbiyaa di daerah Al-Nuwairi, Beirut,” Kantor Berita Nasional Lebanon ( NNA ) melaporkan.
Menurut seorang koresponden NNA, penyerangan di Nuwairi menargetkan sebuah gedung empat lantai yang menampung para pengungsi.
Setidaknya tujuh orang tewas dan 37 lainnya luka-luka, kata Kementerian Kesehatan Lebanon. Operasi untuk membersihkan puing-puing masih berlangsung, dan jumlah korban diperkirakan akan bertambah.
Pengeboman hebat itu terjadi menjelang pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel, yang menurut pejabat AS dan Israel sudah dekat.
Perdana Menteri Netanyahu diperkirakan akan menyetujui kesepakatan itu dalam rapat kabinet keamanan pada Selasa sore.
Beirut telah menyatakan optimisme yang hati-hati, karena Netanyahu secara konsisten memblokir kesepakatan di Gaza selama lebih dari setahun.
Kesepakatan potensial difokuskan pada penerapan Resolusi PBB 1701.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Hizbullah diharuskan mundur melewati Sungai Litani, sementara tentara Lebanon mengerahkan pasukannya ke selatan dan tentara Israel menarik pasukan penyerangnya dari Lebanon.