Menurut laporan Channel 12 Israel, teks perjanjian yang sebenarnya tidak jelas apakah hak Israel untuk mengambil tindakan terhadap pelanggaran disertakan. Radio militer Israel melaporkan bahwa teks tersebut memuat hak Israel dan Lebanon untuk membela diri, sejalan dengan laporan sebelumnya.
Dikatakan bahwa Israel harus melaporkan pelanggaran apa pun kepada komite pimpinan AS yang mengawasi pelaksanaan kesepakatan tersebut, yang akan bersidang untuk menentukan seberapa berat pelanggaran tersebut. Kesepakatan tersebut didasarkan pada Resolusi PBB 1701.
"Kami meragukan komitmen Netanyahu dan tidak akan membiarkannya lolos dari jebakan perjanjian itu. Kami harus meneliti poin-poin yang disetujui Netanyahu sebelum pemerintah menandatangani [kesepakatan] besok," kata Mahmoud al-Qamati, Wakil Kepala Dewan Politik Hizbullah, kepada Al Jazeera .
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyerukan kepada masyarakat internasional untuk “bertindak cepat” dan “melaksanakan gencatan senjata segera” menyusul pengumuman perdana menteri Israel.
Pengumuman gencatan senjata Netanyahu menyusul berlanjutnya serangan udara Israel yang brutal dan mematikan di Lebanon, termasuk pinggiran selatan ibu kota dan pusat kota Beirut. Israel mengebom wilayah Hamra, Mar Elias, Jnah, Barbour, dan Nuwari di jantung ibu kota. Puluhan orang tewas di seluruh negeri dalam beberapa jam terakhir.
Lembaga Penyiaran Israel (KAN) melaporkan sebelum pidato Netanyahu bahwa Tel Aviv telah menyetujui kampanye pengeboman besar-besaran di seluruh Lebanon , termasuk Beirut, “dalam beberapa jam mendatang.”
Hizbullah melancarkan serangan roket dan pesawat nirawak besar-besaran ke sejumlah kota dan permukiman di Galilea sebelum pengumuman gencatan senjata. Baku tembak diperkirakan akan terus berlanjut selama beberapa jam mendatang.
SUMBER: THE CRADLE