TRIBUNNEWS.COM - Koresponden Al Mayadeen membagikan suasana hari pertama Idul Adha di Jalur Gaza, jantung kota Gaza yang dikepung perang.
Agresi pasukan Zionis menyasar seluruh kota, menghancurkan bangunan, masjid dan pasar di Jalur Gaza menjadi puing-puing.
Tidak ada tanda-tanda perayaan penuh kegembiraan di Jalur Gaza ketika Idul Adha menyapa.
Hampir semua toko tutup, sebagian besar hancur.
Ritual terpenting yang dilakukan masyarakat Gaza setiap tahun, yaitu berkurban, tidak ada karena masyarakat tidak punya apa-apa untuk membelinya.
Asosiasi dan masyarakat amal adalah pihak yang membeli hewan kurban dan mendistribusikannya kepada keluarga di Gaza sebagai bagian dari program bantuan kemanusiaan.
Dia menekankan bahwa Idul Adha kali ini sangat sulit bagi keluarga para syuhada, korban luka, dan tawanan, mengingat ada lebih dari 10.000 orang terluka yang anggota tubuhnya diamputasi, dan mereka menunggu pembukaan kembali penyeberangan Rafah untuk keluar dari Gaza. untuk perawatan.
Apalagi, ada lebih dari 8.000 tawanan yang tidak diketahui keberadaannya.
Imam Masjid Jabalia, sebelah utara Jalur Gaza mengatakan dalam sebuah khotbah pada hari Minggu (16/6/2024), bahwa upaya pendudukan untuk mematahkan tekad rakyat Gaza tidak berhasil.
Imam menekankan bahwa Perlawanan Palestina akan terus memberikan pukulan keras terhadap pendudukan, “yang menghalangi kita melakukan ritual keagamaan.”
Baca juga: Israel Larang Hewan Kurban Masuk Gaza, Ratusan Ribu Warga Tak Bisa Berkurban di Idul Adha 1445 H/202
Warga Palestina melaksanakan salat Idul Adha di atas reruntuhan Masjid al-Omari yang hancur akibat pendudukan di Kota Gaza.
Yang lainnya, di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, melaksanakan salat Idul Adha di tengah reruntuhan rumah mereka yang hancur dan di dalam tenda.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)