TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengatakan pendudukan Israel menahan 640 anak-anak Palestina dari Tepi Barat yang diduduki.
Di antaranya termasuk mereka yang menjadi sasaran pelecehan, sejak pecahnya agresi mereka di Gaza Strip pada 7 Oktober 2023, Wafa melaporkan.
Lewat sebuah pernyataan yang PPB bagikan, sejak genosida Israel di Gaza dimulai, setidaknya tercatat 640 penahanan terhadap anak-anak.
Jumlah ini termasuk mereka yang kemudian dibebaskan oleh otoritas pendudukan dan mereka yang masih berada dalam tahanan Israel.
Anak-anak di penjara pendudukan saat ini berjumlah sekitar 250 anak.
Yang lebih mengerikan, mereka menjadi sasaran segala macam aksi bejat, termasuk pelecehan, penyiksaan dan kejahatan medis.
PPS melaporkan keberadaan sekelompok anak di Penjara Megiddo di Israel utara yang ditahan dari Jalur Gaza.
Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai tahanan Gaza yang diberikan.
Menurut PPS, pihak berwenang Israel kemarin; pada hari pertama hari raya Idul Adha, menahan seorang anak berusia tujuh tahun, yang diidentifikasi sebagai Baha Kazem Haj Mohammed, dari kota al-Mughayyir di timur Ramallah.
Beberapa jam kemudian anak itu dibebaskan.
Menurut keluarga anak tersebut, Baha ditahan saat ia berada di pusat kota, bersama anak-anak dan remaja lainnya yang juga ditangkap.
Baca juga: Idul Adha di Gaza, Pesawat Tak Dikenal Jatuhkan Bantuan Makanan untuk Warga Palestina di Gaza
PPS menambahkan, Baha dipukuli di bagian tangannya setelah ditahan.
Setelah dibebaskan beberapa jam kemudian, pasukan pendudukan sengaja meninggalkan anak laki-laki berusia tujuh tahun itu jauh dari rumahnya.
Setidaknya 17 orang tewas dalam serangan Israel di kamp Nuseirat
Dalam perkembangan lain yang dilaporkan media lokal, sedikitnya 17 orang tewas dalam semalam di kamp pengungsi Nuseirat.