TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni mengatakan, Israel sedang terkena jebakan Hamas.
Hal tersebut dikatakannya saat konferensi pers mengakhiri KTT G7.
Saat itu Meloni ditanya tentang perang Israel-Hamas dan mengapa G7 tidak mengutuk Israel atas kematian warga sipil akibat serangannya terhadap Hamas di Gaza.
“Sepertinya Israel sedang terjebak. Karena jebakan Hamas adalah dengan mengisolasinya. Tampaknya hal ini berhasil,” kata Meloni, mengutip Times of Israel.
Meloni pun bersikeras mengatakan Perang Gaza dimulai lantaran adanya serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu, mengutip Times of Israel.
Dan dirinya bersikeras, bukan Israel yang memulai, hingga akhirnya terjadi agresi besar-besaran ke Gaza.
“Saya pikir kita perlu mengingat siapa yang memulai semua ini dan bukan Israel, tapi seseorang yang membunuh warga sipil, perempuan dan anak-anak,” kata Meloni.
Meloni mengatakan, Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang di wilayah selatan Israel dan menculik 251 orang, sebagian besar warga sipil, hal ini memicu perang.
Dirinya juga berharap ada upaya perbaikan dan perdamaian.
“Sekarang kita harus mengupayakan perdamaian, yang berarti dialog, mengakui hak Israel untuk merasa aman, hidup damai."
"Dan hak rakyat Palestina untuk memiliki negara sendiri untuk hidup damai,” katanya.
Baca juga: Israel Diam-diam Punya 90 Misil Bom Nuklir, Siap Diledakkan Untuk Serang Musuh
Hal itu dianggap Meloni sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi agresi di Gaza.
"Tugas kami adalah berdialog dengan semua orang," imbuhnya.
Update Korban di Gaza
Setidaknya sembilan warga sipil Palestina tewas ketika pesawat tempur Israel menargetkan sekelompok pedagang dan petugas keamanan yang menemani truk kargo di Rafah timur, kota paling selatan di Jalur Gaza, pada hari kedua hari raya Idul Adha, Senin (17/6/2024).
Menurut sumber medis di Rumah Sakit Eropa Gaza, sembilan korban jiwa dibawa ke rumah sakit di Khan Younis, Gaza selatan, bersama dengan beberapa orang yang terluka, beberapa di antaranya dilaporkan dalam kondisi kritis.
Serangan Israel menargetkan para pedagang dan petugas keamanan kargo swasta ketika mereka menunggu kedatangan truk kargo melalui penyeberangan Kerem Shalom, di Jalur Gaza selatan, kata para saksi mata.
Serangan udara ini terjadi meskipun tentara Israel mengumumkan pada hari Minggu tentang “jeda taktis” dalam penembakan di Jalan Salah al-Din dari penyeberangan darat Rafah ke Rumah Sakit Eropa Gaza dari jam 7 pagi sampai jam 8 malam, untuk memungkinkan PBB mengumpulkan dan membawa bantuan ke Gaza.
Pada hari kedua Idul Adha, militer Israel melakukan serangkaian serangan udara di berbagai wilayah Jalur Gaza, yang mengakibatkan kematian dan cedera pada beberapa orang, menurut sumber medis dan saksi.
Sebelumnya pada hari itu, seorang warga sipil tewas dan seorang lainnya terluka ketika sebuah pesawat tak berawak Israel menyerang sebuah rumah di lingkungan Tel al-Sultan di sebelah barat Rafah.
Selain itu, seorang warga Palestina kehilangan nyawanya, dan lainnya, termasuk anak-anak dan wanita, terluka dalam pemboman Israel di wilayah Khirbat al-Adas, mengutip Anadolu Agency.
Tentara Israel pada hari Senin mengklaim bahwa mereka memiliki kontrol operasional atas sekitar 70 persen kota Rafah di Jalur Gaza selatan dan bertujuan untuk menyelesaikan kampanye militernya di wilayah tersebut dalam beberapa minggu.
Dilaporkan serangan militer saat ini terkonsentrasi di lingkungan Tel al-Sultan dan bagian timur lingkungan Shabora.
Hingga saat ini serangan brutal Israel yang terus berlanjut di Gaza membuat lebih dari 37.300 warga Palestina terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Dan lebih dari 85.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)