TRIBUNNEWS.COM - Pada Selasa (18/6/2024), Ukraina mengklaim bertangung jawab atas serangan pesawat tak berawak di fasilitas minyak Rusia semalam, yang memicu kebakaran besar.
Serangan itu membakar reservoir minyak di wilayah Rostov Rusia.
Lebih dari 200 petugas pemadam kebakaran berada di lokasi kejadian, menurut Gubernur Rostov Vasily Golubev.
Kebakaran tersebut meliputi area seluas 5.000 meter persegi (55.000 kaki persegi) namun tidak ada korban jiwa, kata Kementerian Darurat Rusia.
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reservoir adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk menyimpan suatu cadangan seperti air, dan juga bahan bakar gas.
Seorang pejabat Ukraina, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya karena dia tidak berwenang memberikan informasi tersebut kepada media, mengatakan serangan itu adalah operasi khusus Dinas Keamanan Ukraina, yang dikenal sebagai SBU.
Drone tersebut menargetkan dua depot minyak di Rostov yang memiliki 22 reservoir minyak, kata pejabat itu.
Klaim tersebut tidak dapat dikonfirmasi secara independen, ABC News melaporkan.
Pejabat Kyiv biasanya menolak berkomentar mengenai serangan di wilayah Rusia, meski terkadang mereka merujuk secara tidak langsung pada serangan tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Kyiv meningkatkan serangan udara di wilayah Rusia.
Ukraina sengaja menargetkan kilang dan terminal minyak sebagai upaya untuk memperlambat mesin perang Kremlin.
Baca juga: Rusia Lakukan Terobosan di Toretsk dan New York, Klaim 155 Pasukan Zelensky Tewas
Pengembang drone Ukraina telah memperluas jangkauan senjatanya selama berbulan-bulan, sebagai upaya Kyiv untuk mengkompensasi kerugian di medan perang.
Kendaraan udara tak berawak juga merupakan pilihan yang terjangkau sementara Ukraina menunggu datangnya lebih banyak bantuan militer dari Barat.
Dalam perkembangan lain yang dilaporkan The Guardian, Militer Ukraina terlihat mengerahkan pasukan dan peralatan ke timur laut Ukraina.