TRIBUNNEWS.COM -- Serangan Israel ke Lebanon bagian selatan menandakan peperangan Hizbullah dengan negara zionis tersebut semakin meluas.
Pada Selasa (18/6/2024) malam, tentara Israel atau IDF membombardir wilayah selatan Lebanon yang dipercaya sebagai lokasi markas Hizbullah dengan sejumlah bom menggunakan jet tempur.
Seorang perwira Hizbullah dikabarkan menjadi korban penyerangan tersebut.
Organisasi dukungan Iran pun menyatakan siap menghadapi konflik skala penuh.
Baca juga: Perang di Timur Tengah Meluas, Jet Tempur Militer Israel Siap Bombardir Lebanon
Bahkan Sekjen Hizbullah. Sayyed Hassan Nasrallah menyeret-nyeret Siprus, sebuah negara kecil di timur Laut Tengah.
Ia mengancam akan menyerang negara pulau tersebut jika menampung pasukan Yahudi untuk menyerang Lebanon.
Siprus merupakan negara pulau di Mediterania timur yang berdekatan dengan negara-negara di Timur Tengah, Afrika dan Eropa, karenanya sangat strategis.
Negara ini dipercaya oleh Hizbullah menjadi lokasi penempatan logistik militer barat untuk Israel dan para tentara zionis.
Pada pidatonya di televisi di hari Rabu (19/6/2024), mengatakan bahwa tidak ada lagi tempat aman bagi tentara Israel di mana pun.
“Musuh tahu bahwa mereka pasti akan menunggu kita di darat, di udara, dan di laut, dan jika perang terjadi, perlawanan akan berperang tanpa batasan atau aturan,” katanya.
Ia menegaskan bahwa semua akan jadi sasaran Hizbullah. “Tidak akan ada tempat yang aman dari rudal dan drone kami,” tegasnya dikutip dari Times of Israel.
Baca juga: Hilang Kesabaran, Israel Bombardir Wilayah Lebanon Selatan, Cari Sasaran Hizbullah
Konfrontasi yang terjadi saat ini adalah “pertempuran terbesar sejak tahun 1948,” tahun dimana Israel mendeklarasikan kemerdekaannya, dan “akan mengubah wajah kawasan dan membentuk masa depannya,” kata Nasrallah.
Milisi Syiah yang menguasai sebagian besar Lebanon telah mendorong pasukan Israel di Galilea sejak 7 Oktober tahun lalu, ketika Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza.
Serangan roket yang terjadi secara berkala di kedua sisi perbatasan telah memaksa lebih dari 53.000 warga Israel dan hampir 100.000 warga Lebanon meninggalkan rumah mereka.
Jet Israel mengebom Lebanon
Hizbullah menyerang posisi Israel “dalam jadwal tertentu dan spesifik,” klaim Nasrallah, sambil mencatat bahwa kelompok tersebut memiliki “informasi yang sangat, sangat banyak” tentang benteng, jumlah, dan penyebaran Israel, mengacu pada rilis rekaman drone di pelabuhan di Haifa pada hari Selasa.