TRIBUNNEWS.com - Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, memperingatkan adanya keputusan "perang habis-habisan" antara Israel dengan Hizbullah di Lebanon.
Meski demikian, Israel diperkirakan tidak mampu melawan Hizbullah, menurut analisa mantan Brigadir Jenderal di Angkatan Pertahanan Israel, Assaf Orion.
Orion yang pernah menjadi kepala strategi di kurun waktu 2010-2015, memperkirakan Hizbullah memiliki persediaan senjata "puluhan kali lipat lebih banyak dibandingkan Hamas", dilansir The Guardian.
Hal serupa juga disampaikan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, Rabu (19/6/2024), yang mengatakan Israel harus bersiap menghadapi setiap tindakan Hizbullah.
Ia mengatakan, pasukan Israel harus mempersiapkan langkah antisipasi di front utara karena Hizbullah "sepuluh kali lebih kuat dari Hamas", menurut laporan Anadolu Ajansi.
Sementara itu, menurut POLITICO, Hizbullah saat ini bukanlah Hizbullah seperti tahun 2006.
Persediaan persenjataannya jauh lebih baik, dengan perkiraan persediaan roket sebanyak 40 ribu hingga 129 ribu, lebih banyak dari kebanyakan negara, termasuk Israel.
Dengan kekuatan itu, POLITICO berpendapat Hizbullah bisa menyerang tepat di jantung Israel.
Lalu, seperti apa perbandingan kekuatan Hizbullah, Hamas, dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dikutip dari DW?
Hizbullah
Hizbullah didirikan selama Invasi Israel ke Lebanon pada 1982 silam.
Kelompok ini memiliki sayap militer yang kuat dan dikenal sebagai salah satu pasukan non-negara dengan persenjataan paling berat di dunia.
Baca juga: 8 Kesuksesan Terbaru Al-Qassam Lawan Pasukan Israel: Bom Situs Militer, Sergap IDF Pakai Ranjau
Pada 2021, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengklaim kelompoknya memiliki 100 ribu pejuang.
Tetapi, para ahli menyebutnya berlebihan, dengan memperkirakan Hizbullah sebenarnya hanya memiliki 15 ribu-20 ribu pejuang terlatih.
Iran, pendukung utama Hizbullah, dilaporkan telah memasok roket dengan jangkauan lebih jauh dan lebih tepat, untuk kelompok itu.
'Pemberian' roket itu disebut-sebut bertujuan untuk mengakibatkan kerusakan signifikan pada infrastruktur Israel dan mengambat akses maritim ke pantai Mediterania Israel.
Hizbullah juga diketahui memiliki jumlah senjata yang bisa menghalangi pasukan berjumlah besar dan lebih maju.
Misalnya, Hizbullah bisa mengerahkan kawanan drone secara bersamaan terhadap satu sasaran untuk melumpuhkan sistem pertahanan udara Israel.
Selain itu, Hizbullah memiliki sistem pertahanan seperti SA-22 Rusia, yang bisa menargetkan pesawat terbang, helikopter, rudal balisitik dan jelajah, serta drone.
Aset-aset itu menjadi tantangan besar bagi militer Israel, yang sangat bergantung pada Angkatan Udaranya.
Hamas
Hamas didirikan pada awal intifada pertama pada 1987, saat ribuan warga Palestina memprotes pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza.
Baca juga: IDF Hadapi Situasi Menantang di Rafah, Komandan Brigade Nahal Kewalahan: Ini Sangat Melelahkan
Selama bertahun-tahun, Hamas telah mengembangkan infrastruktur militer dan meningkatkan kekuatannya, serta meningkatkan kemampuannya dalam hal jangkauan dan pesenjataan.
Kelompok ini juga telah menggali sistem terowongan canggih di bawah Jalur Gaza, serta sebagian wilayah Israel dan Mesir.
Terowongan buatan Hamas itu dirancang untuk menyembunyikan dan menutupi para pejuangnya, sehingga menyulitkan IDF untuk melacak dan menemukan mereka.
Hamas bisa melakukan serangan mendadak terhadap pasukan Israel jika terjadi serangan darat.
Pada 2021, Hamas mampu menembakkan lebih dari 4.000 roket ke arah Israel selama perang 11 hari.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, tak pernah merinci berapa jumlah pasti pejuangnya.
Tetapi, berbagai sumber mengklaim Al-Qassam memiliki 7 ribu-50 ribu pasukan.
Sumber anonim mengatakan kepada Reuters, Al-Qassam punya akademi militer yang menawarkan pelatihan khusus, termasuk keamanan siber.
Al-Qassam diketahui memiliki persediaan senjata ringan yang besar, termasuk roket rakitan, mortir, dan bahan peledak lainnya.
Selain itu, Al-Qassam juga mempunyai rudal anti-tank dan rudal anti-pesawat yang diluncurkan dari MANPADS.
Hal itu membuat Al-Qassam sebagai salah satu pasukan gerilya dengan perlengkapan terbaik di dunia.
IDF
IDF termasuk dalam jajaran militer paling kuat di dunia, menurut Global Firepower Index.
Persenjataan militer Israel mencakup kapal rudal canggih, tank, helikopter serang, dan armada drone besar.
Tetapi, kekuatan IDF terletak pada Angkatan Udaranya, yang sebagian besar terdiri dari pesawat-pesawat mutakhir buatan Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Warga Israel di Perbatasan Lebanon Takut Serangan Hizbullah: Tiba-tiba Ada Rudal, Kami Tak Tahan
Selain itu, IDF memiliki persediaan "amunisi berkeliaran" otonom, yang dikenal sebagai drone bunuh diri, termasuk model Harop dan Harpy, yang dapat melacak dan menghilangkan target bergerak.
Menurut Global Firepower Index, IDF memiliki 169.500 tentara aktif.
Pada 2022, Israel mengalokasikan 23,4 miliar dolar AS untuk pertahanan, menurut laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.
AS juga memberikan dukungan besar, memberikan sekitar 3 miliar dolar AS bantuan luar negeri kepada Israel setiap tahunnya sejak tahun 2017, dengan sebagian besar bantuan ini diberikan kepada militer.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)