News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Di Gaza, Sersan Muda Brigade 'Pukulan Besi' Israel Temui Ajal dalam Tank, IDF Selidiki

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bangunan-bangunan di Rafah Hancur Akibat Serangan Israel

TRIBUNNEWS.COM – Seorang sersan muda Israel bernama Malkia Gross (25) tewas saat bertugas di dalam tank di Jalur Gaza pada hari Sabtu, (22/6/2024).

Tewasnya Gross diumumkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada hari yang sama.

The Jerusalem Post mengabarkan bahwa Gross adalah prajurit Brigade Ke-205 “Iron Fist”.

Gross bertugas di area Kota Rafah, Gaza bagian selatan. Setelah Gross tewas, pangkatnya dinaikkan menjadi sersan mayor.

IDF mengklaim Gross tewas dalam "kecelakaan operasional" saat berada di dalam tank.

Saat ini IDF tengah melakukan penyelidikan guna mengusut kematian sersan muda itu.

Menurut laporan Haaretz, Gross adalah seorang guru matematika dan mendapat pendidikan di Yeshivat Or Etzion.

Sementara itu, pada hari Kamis pekan lalu dua sersan Israel lainnya bernama Saadia Yaakov Dery (27) dan Omer Smadga (25) tewas di koridor Netzatim di Gaza tengah karena serangan mortir.

Smadga dikuburkan di makam militer Netanya, sedangkan Dery dikuburkan di makam militer Holon.

I24 News melaporkan bahwa jumlah tentara Israel di dalam perang di Gaza mencapai 310.

Situasi terkini di Rafah

Baca juga: Keji, Tentara Israel Ikat Warga Palestina yang Terluka di Kap Mobil usai Ditangkap di Jenin

Rafah masih menjadi fokus serangan Israel di Gaza.

Pada hari Jumat pekan lalu pasukan Israel menyerang tenda pengungsi di dekat Rafah.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan ini menewaskan setidaknya 25 orang dan melukai 50 lainnya.

Serangan itu terjadi kurang dari sebulan setelah Israel menyerang kamp pengungsi lainnya dan memicu kebakaran besar yang menewaskan banyak warga Palestina.

Saksi mata menyebutkan pasukan Israel melepaskan sejumlah tembakan tahap dua yang menewaskan pengungsi yang keluar  dari tenda mereka.

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengatakan rumah sakit darurat Palang Merah dibanjiri oleh pra korban.

ICRC mengecam tindakan penembakan dengan “peluru berkaliber besar” itu.

Menurut ICRC, ada ratusan orang yang tinggal di tenda dekat rumah sakit itu. Di antara mereka ada staf rumah sakit.

Associated Press menyebut, berdasarkan data yang diberikan pihak rumah sakit Palang Merah, lokasi serangan itu sepertinya berada di luar “zona aman” yang dirancang oleh Israel, yakni Muwasi.

Militer Israel menyebut serangan itu sedang “ditinjau”. Namun, Israel mengklaim tidak ada indikasi bahwa serangan itu dilakukan oleh IDF.

Sebelumnya, Israel juga sudah pernah menyerang lokasi di dekat Muwasi.

Baca juga: Pejabat Senior Listrik: Israel Tak Dapat Dihuni jika Terjadi Perang Habis-habisan Lawan Hizbullah

Salah seorang pengungsi bernama Mona Ashout kehilangan suaminya karena serangan Israel di dekat rumah sakit itu.

“Kami berada di dalam tenda kami, dan mereka menyerang dengan ‘bom suara’ di dekat tenda Palang merah, dan kemudian suami saya keluar saat bunyi pertama,” kata Ashour.

“Dan mereka menyerang dengan bom kedua, yang sedikit lebih dekat dengan pintu masuk Palang Merah.”

Sementara itu, pengungsi lainnya yang bernama Hasan al-Najjar menyebut putranya tewas saat membantu orang-orang yang panik setelah serangan pertama.

“Mereka ingin menyelamatkan para wanita, dan mereka menyerang dengan peluru kedua, dan kedua putra saya mati syahid. Mereka menyerang tempat ini dua kali,” kata al-Najjar.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini