News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Saudara Dekat Hassan Nasrallah Disebut-sebut Jadi Calon Pemimpin Baru Hizbullah

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hashem Safiddin

 

TRIBUNNEWS.COM -- Hizbullah mengonfirmasi kematian pemimpinnya, Hassan Nasralah. Gerakan perjuangan Islam di Lebanon tersebut kini sedang mencari penggantinya.

Meski belum diketahui siapa yang bakal menggantikan sang pemimpin, majalah The Times mengungkapkan,kemungkinan besar Nasrallah akan digantikan oleh keponakannya sendiri, Hashem Safiddine.

Berdasarkan intelijen Israel, nama Safiddine telah lama disebut-sebut sebagai calon pengganti Nasrallah,

Baca juga: Seruan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Atas Terbunuhnya Sekjen Hizbullah oleh Israel

Publikasi tersebut menulis bahwa Safidine telah lama dianggap sebagai calon penerus Nasrallah. 

Pada saat yang sama, publikasi Lebanon Oriane-le-Jour menulis bahwa Safidine memegang jabatan kepala komite eksekutif Hizbullah dan dianggap sebagai tokoh yang dekat dengan Teheran. 

Banyak yang melihatnya sebagai pemain kunci dalam kegiatan politik dan sosial kelompok tersebut. Secara kebetulan, Safidine tidak berada di fasilitas kelompok tersebut pada hari ketika Israel menyerang mereka.

Safiddine, merupakan seorang ulama yang juga mengenakan sorban hitam sebagai simbol keturunan dari Nabi Muhammad. 

ia menjabat sebagai kepala dewan eksekutif Hizbullah, yang bertanggung jawab atas urusan politik kelompok ini, dan juga duduk di Dewan Jihad, badan yang mengelola operasi militer Hizbullah. 

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden telah menyetujui pemusnahan Nasrallah oleh Tel Aviv.

"Kematiannya akibat serangan udara Israel memberikan keadilan bagi banyak korbannya, termasuk ribuan warga Amerika, Israel, dan warga sipil Lebanon," kata Gedung Putih di situs webnya.

Baca juga: Cara Israel Jalankan Serangan yang Tewaskan Pemimpin Hizbullah Nasrallah, Terbagi Jadi 2 Tahap

Biden mengingat bahwa setelah Hamas menginvasi Israel, "Nasrallah membuat keputusan yang menentukan untuk bersatu dengan Hamas dan membuka apa yang disebutnya 'front utara' melawan Israel."

Pada saat yang sama, Presiden AS menyatakan bahwa tujuannya sendiri sebagai politisi adalah "de-eskalasi konflik saat ini di Gaza dan Lebanon melalui cara diplomatik."

"Di Lebanon, kami sedang merundingkan perjanjian yang akan memungkinkan orang untuk kembali dengan aman ke rumah mereka di Israel dan Lebanon selatan," Biden menambahkan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini