TRIBUNNEWS.COM - Satu atau lebih tank Israel diduga menembakkan ratusan peluru yang menewaskan Hind Rajab, bocah Palestina berusia lima tahun beserta enam kerabatnya pada bulan Januari lalu.
Temuan tersebut berdasarkan analisis dari Forensic Architecture yang diliris pada Jumat (21/6/2024), dilansir commondreams.org.
Forensic Architecture merupakan agensi penelitian yang berbasis di Goldsmiths, Inggris.
Mereka melakukan investigasnya dengan kolaboarsi bersama LSM Earshot dan jurnalis Al Jazeera.
Mereka menemukan 335 lubang berkas tembakan di mobil Kia Picanto yang dinaiki Hind Rajab dan kerabat.
Investigator memperhitungkan tank-tank ditempatkan dalam jarak 13-23 dari mobil.
"Tidak masuk akal jika penembak tidak melihat ada warga sipil, termasuk anak-anak, di dalam mobil tersebut," tulis para penulis dalam analisisnya.
Sebuah tank Israel juga diduga membunuh dua paramedis Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) yang datang ke tempat kejadian, untuk menolong keluarga tersebut.
Analisis baru ini menggulingkan klaim Israel bahwa pasukannya tidak tahu menahu atas pembunuhan tersebut, yang menyebabkan kecaman internasional.
Kronologi Kematian Hind Rajab
Pada tanggal 29 Januari 2024, tujuh anggota keluarga termasuk Hind Rajab mencoba melarikan diri dari Kota Gaza dengan mobil.
Rajab masih hidup setidaknya selama tiga jam setelah enam orang lainnya terbunuh.
Baca juga: Bocah Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel Saat Berkendara dengan Keluarga
Ia sempat menelepon PRCS untuk memohon bantuan.
"Saya sangat takut, tolong datang," katanya, menurut The Guardian.
Sepupu Rajab, Layan Hamada yang berusia 15 tahun, sedang menelepon PRCS ketika dia dibunuh.
Rekaman audio momen terakhirnya, di mana dia menjelaskan bahwa ada tank di samping mobil dan menembaki mereka, viral di media sosial.
Jenazah tujuh anggota keluarga itu beserta dua paramedis, yang kendaraannya diserang di dekatnya, ditemukan 12 hari kemudian, tepatnya pada 10 Februari 2024.
Analisis baru ini cocok dengan temuan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh The Washington Post pada bulan April.
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa pasukan Israel memang bersalah.
Di Kolombia, para pengunjuk rasa memberikan penghormatan kepada Rajab dengan menamai gedung akademik "Hind's Hall".
Di sejumlah media, Rajab dilaporkan berusia enam tahun pada saat kematiannya.
Namun The Guardian mengeluarkan koreksi pada bulan Mei yang menyatakan bahwa gadis kecil itu baru berusia lima tahun.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)