TRIBUNNEWS.COM -- Ukraina dituding menyerang wilayah pendudukan Rusia, Krimea, dengan lima rudal ATACMS dengan munisi tandan yang menyebabkan korban sipil, Minggu (23/6/2024).
Gubernur Sevastopol Mikhail Razvozhaev mengatakan setidaknya empat warga sipil termasuk dua anak tewas dan 151 orang terluka.
Russia Today mengabarkan, Kementerian Pertahanan Rusia telah mengklaim serangan rudal buatan Amerika Serikat oleh Ukraina itu terjadi pada Minggu siang di mana empat rudal berhasil ditembak, sedangkan satu lagi melenceng ke arah kota Sevastopol yang ledakannya menyebabkan banyak korban.
Amunisi kluster atau tandan berisi puluhan bom-bom yang lebih kecil telah dilarang di lebih dari 100 negara, termasuk Inggris, Perancis, dan Jerman.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-851: Sistem Pertahanan Udara Rusia Hancurkan 12 Drone Ukraina
Senjata jenis ini dianggap sangat berbahaya bagi warga sipil, karena amunisinya biasanya tersebar di wilayah yang luas dan tidak meledak di dalam tanah selama bertahun-tahun.
Baik AS, Ukraina, maupun Rusia belum menandatangani Konvensi Munisi Curah. Namun, pada musim panas 2023 Menteri Pertahanan Rusia saat itu Sergey Shoigu mengatakan bahwa Moskow tidak akan mengerahkan senjata jenis ini ke Kiev karena alasan kemanusiaan. Namun dia memperingatkan bahwa Rusia mungkin berpotensi membalikkan kebijakan ini.
AS mengumumkan pada Juli 2023 bahwa mereka akan memberi Ukraina munisi tandan, yang memicu kemarahan di Moskow.
Pada saat itu, Presiden AS Joe Biden menyebut keputusan tersebut “sangat sulit” namun dapat dibenarkan, dengan alasan bahwa pengiriman tersebut diperlukan untuk memicu serangan balasan Ukraina yang kemudian gagal dan menimbulkan kerugian besar bagi Kiev.
Ukraina sebelumnya telah berusaha menargetkan semenanjung itu dengan rudal ATACMS, dengan salah satu serangan paling terkenal terjadi pada akhir Mei.
Menteri Pertahanan Rusia Andrey Belousov mengatakan bahwa total sepuluh ATACMS yang ditujukan pada Jembatan Krimea yang strategis ditembak jatuh, menyelamatkan ratusan nyawa.
AS Bungkam
Sementara itu AS tidak memberikan komentar mengenai tudingan serangan ATACMS dengan munisi tandan tersebut.
Media Rusia, RIA Novosti mengabarkan bahwa Pentagon menolak mengomentari serangan munisi tandan Ukraina yang mematikan di pantai ramai di Sevastopol.
Seorang pejabat Pentagon yang ditenya mengenai hal itu menjawab, “kami telah melihat laporan tersebut dan tidak ada yang bisa kami katakan.”
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-851: Sistem Pertahanan Udara Rusia Hancurkan 12 Drone Ukraina
Rusia menyalahkan Washington dan menuduhnya memungkinkan terjadinya “serangan rudal teroris yang direncanakan.”