Israel telah mencoba untuk mengklaim bahwa tank-tanknya tidak berada di daerah di mana Hind, Layan, dan kerabat mereka dibunuh.
Israel malah menyatakan mereka dibunuh oleh tembakan Hamas.
Namun Arsitektur Forensik mencatat bahwa jarak tembak yang diamati dalam panggilan tersebut melebihi jarak tembak senapan serbu AK-47 yang paling umum digunakan oleh Hamas.
Dengan mengukur suara peluru yang melaju dengan kecepatan supersonik dan membandingkannya dengan suara ledakan dari moncong senjata yang mencapai alat perekam dengan kecepatan suara, Earshot dapat menentukan bahwa tank tersebut menembaki mobil Hind dan Layan terletak antara 13 dan 23 meter jauhnya.
“Pada jarak seperti itu, tidak masuk akal bahwa penembak tidak dapat melihat bahwa mobil tersebut ditempati oleh warga sipil, termasuk anak-anak,” tulis Forensic Architecture.
“Analisis balistik mendukung kata-kata terakhir Layan Hamada: suara tembakan berasal dari tank yang berada di sebelah mereka.”
Setelah penembak tank Israel membunuh Layan, Hind yang berusia enam tahun adalah satu-satunya orang yang masih hidup di dalam mobil.
Petugas operator PCRS mengirim paramedis Yusuf al-Zeino dan Ahmed al-Madhoun dengan ambulans untuk menyelamatkannya. Sesampainya di lokasi mobil Hind, mereka langsung dibunuh.
Arsitektur Forensik melaporkan ambulans itu dihancurkan menggunakan peluru High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose-Tracer (HEAT-MP-T) 120 mm M830A1.
“Penilaian kami terhadap posisi tank pada saat serangan, beserta arah tembakan, menunjukkan bahwa ambulans kemungkinan besar terkena amunisi dari tank Israel,” tulis Arsitektur Forensik.
SUMBER: THE CRADLE