Israel Resmikan David Passage di Perbatasan Gaza-Mesir, Hamas: Pengusiran Sistematis Warga Palestina
TRIBUNNEWS.COM - Alih-alih menarik diri dan membuka perbatasan yang kini mereka kuasai, Israel seolah memantik konflik baru dengan negara tetangga mereka Mesir dengan meresmikan jalur baru lintas perbatasan.
Dalam perkembangan baru-baru ini, Pendudukan Israel meresmikan "David Passage", sebuah rute darat baru yang ditempatkan di dekat perbatasan Gaza-Mesir.
Baca juga: Emblem Seragam Tentara IDF di Gaza Gambarkan Peta Israel Raya: Dari Yordania, Saudi, hingga Mesir
David Passage ini seolah-olah menggantikan titik penyeberangan perbatasan Rafah Karam Abu Salem (Kerem Shalom) saat Israel tak juga membuka titik penyeberangan Rafah.
Lokasi strategis dari jalur baru ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat.
Kritikus dan faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas, mengutuk tindakan tersebut, dan menuduh bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk memfasilitasi pengusiran warga Palestina secara bertahap dengan kedok pengaturan kemanusiaan.
Ketegangan semakin meningkat ketika, sekitar dua bulan lalu, militer Israel menguasai Penyeberangan Perbatasan Rafah, yang mengakibatkan hancurnya sebagian besar infrastrukturnya.
Tindakan agresif ini secara efektif menghentikan pergerakan ribuan pasien kritis dan kasus kemanusiaan yang bergantung pada penyeberangan untuk mendapatkan perawatan medis di luar negeri.
Akibatnya, jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza berkurang secara signifikan, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan di jalur tersebut.
Baca juga: 3 Poin Rapat IDF-AS-Mesir: Kairo Kirim Pasukan ke Gaza, Setop Perang Bahkan Jika Netanyahu Tak Mau
Mesir Kesal, Dermaga Apung Berubah Tujuan
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, Rabu (26/6/2024) sebelumnya secara tegas menolak kendali militer Israel atas Penyeberangan Perbatasan Rafah dari pihak Palestina.
Shoukry menekankan bahwa pemerintahan Pendudukan Israel terus menciptakan lingkungan yang penuh tekanan bagi warga Palestina.
Beberapa hari yang lalu, kantor media pemerintah Gaza mengungkapkan bahwa sekitar 25.000 pasien telah dilarang bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan medis penting sejak hancurnya perbatasan Rafah.
Selain itu, penutupan penyeberangan Rafah dan Karam Abu Salem telah menyebabkan sekitar 15.000 truk bantuan terdampar.
Para pejabat menyesalkan penutupan tersebut karena menyebabkan meningkatnya ancaman kelaparan di Gaza.