Berbeda dari banyak kuburan Palestina yang dihancurkan, kuburan-kuburan di Inggris hanya mengalami kerusakan sebagian akibat serangan di dekatnya, dan baik kuburan maupun nisan di dalamnya tidak menjadi sasaran langsung.
Pihak berwenang Israel juga membatasi akses ke pemakaman tersebut, mencegah puluhan warga dan jurnalis mengunjungi atau memotret pemakaman di Deir al-Balah.
Kuburan Warga Gaza Dibuldozer
Fadel Keshko, pengungsi dari Gaza utara, berusaha mengunjungi pemakaman tersebut baru-baru ini tetapi dihentikan oleh aturan pembatasan Israel.
Dia mengungkapkan rasa frustrasinya dengan mengatakan kepada MEE, “Pembatasan yang diberlakukan terhadap orang-orang yang mencegah mereka melihat kuburan meninggalkan tanda tanya besar.”
Keshko mengamati bahwa meskipun serangan udara di dekatnya menyebabkan kerusakan kecil pada pagar dan dinding pemakaman, kuburan tersebut tetap tidak tersentuh.
“Ceritanya sama untuk kuburan lainnya. Sementara itu, kuburan warga Gaza dibuldoser dan jenazah mereka dicuri. Ini terasa sangat tidak manusiawi.”
Di seluruh Gaza, hampir semua kuburan warga Palestina telah dihancurkan dan dinodai sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober.
Pemakaman di Al-Shujayya, Beit Hanoon, dan Khan Yunis telah dirusak, begitu pula kuburan Gereja Saint Porphyrius, salah satu gereja tertua di dunia, yang telah menjadi puing-puing.
Tentara Israel secara sengaja melibas dan menodai ratusan kuburan, mencuri ratusan mayat, menurut Euro-Med Human Rights Monitor.
Israel memindahkan, memotong-motong, dan menjarah mayat-mayat tersebut.
Selain itu, menghancurkan batu nisan yang mengidentifikasi orang-orang yang dikuburkan di sana, membuat warga Palestina tidak dapat menemukan jenazah kerabat mereka.
Pengurus pemakaman, Abu Jawad Baraka menggambarkan situasi yang mengerikan ini, menjelaskan bahwa pemboman yang terus menerus memaksa penggunaan kuburan massal untuk mengatasi masuknya mayat setiap hari.
“Meskipun kuburan kami rusak parah dan dicuri, kami tidak menerima kompensasi. Mereka bahkan tidak mendapat perlindungan,” ujarnya.
“Tetapi Israel tidak dapat membuat kekacauan di kuburan Inggris dan akan membayar sejumlah uang sebagai kompensasi untuk memperbaiki kuburan yang hampir tidak rusak. Mereka suci bagi mereka, dan memikirkannya saja sudah menyakitkan,” katanya.
(oln/mee/rntv/*)