Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRİBUNNEWS.COM, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku siap memberikan dukungan dan solidaritas penuh untuk Lebanon jika pasukan pertahanan Israel nekat serbu ibu kota Lebanon, Beirut.
"Turki mendukung Lebanon dan menyerukan aktor-aktor regional untuk mendukung Beirut," ucap Erdogan di hadapan parlemen, sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor.
Dukungan tersebut dilontarkan Erdogan tak lama setelah Kepala Komando Utara IDF, Mayjen Ori Gordin dan Kepala Direktorat Operasi, Mayjen Oded Basiuk memerintahkan pasukan untuk bersiap melakukan serangan di wilayah Lebanon.
Baca juga: Iran Masih Mikir soal Tawaran Milisi Irak Bantu Hizbullah Lawan Israel di Lebanon
Dalam pidatonya di rapat parlemen dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Ankara, Erdogan saat berpidato dalam menentang keras rencana invasi yang dilakukan Israel.
Menurutnya rencana Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk memperluas perang ke kawasan Lebanon hanya akan memicu bencana besar seperti yang telah terjadi di jalur Gaza Palestina.
Tak hanya itu Erdogan juga menuduh negara-negara Barat mendukung rencana Israel untuk "memperluas perang" ke Lebanon, setelah serangan udara terbaru Tel Aviv menghantam wilayah Lebanon bagian selatan yang menjadi markas kelompok Hizbullah.
"Sangat mengerikan dan menyedihkan bahwa negara-negara yang berbicara soal kebebasan, hak asasi manusia, dan keadilan malah disandera oleh orang gila seperti Netanyahu," sebut Erdogan.
Ribuan Pasukan di Timur Tengah Siap Bekingi Hzbullah
Langkah Serupa juga diserukan sejumlah milisi Syiah Irak diantaranya ada Pasukan Perlawanan Islam di Irak (IRI), kelompok perlawanan Kata'ib Hezbollah, Brigade Sayyid al-Shuhada atau Kata'ib Sayyid al-Shuhada (KSS) dan Harakat Hizbullah al-Nujaba.
“Kami menekankan bahwa akan berjuang bersama rekan-rekan mereka di kelompok Lebanon jika pemerintah Israel memutuskan untuk melancarkan perang baru di Lebanon,” tegas Pasukan Perlawanan Islam di Irak dikutip dari Al Mayadeen.
Keempat kelompok Perlawanan Irak ini mengaku telah menyiapkan pasukan untuk menghadapi peningkatan agresi Israel apabila Netanyahu nekat menyerang Lebanon.
Baca juga: Iran Masih Mikir soal Tawaran Milisi Irak Bantu Hizbullah Lawan Israel di Lebanon
Kelompok Perlawanan Irak akan mulai mengirimkan pasukan dan sejumlah persenjataan setelah Pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah memberikan persetujuan untuk berperang melawan militer Israel.
“Jika diperlukan pejuang Irak di Lebanon selatan, kami akan menjadi pihak pertama yang menghadapi tindakan agresi musuh Zionis bersama Hizbullah,” tegas juru bicara Kata'ib Sayyid al-Shuhada, Kadhim al-Fartousi.
Menguak Kekuatan Hizbullah
Berbeda dengan Hamas, Hizbullah menandai dirinya sebagai faksi politik yang kuat di Lebanon. Di bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah, Hizbullah telah menjadi partai politik dan regional yang berpengaruh dengan persenjataan yang jauh lebih mumpuni dibanding Hamas.
Dari segi persenjataan, Hizbullah mendapat pasokan yang besar dari para pendukungnya di Teheran, mencakup roket, rudal, drone, dan senjata anti-kapal yang canggih, mengalahkan Hamas yang hanya berfokus pada rudal dan misil kecil serta peledak.
Menurut informasi yang beredar, saat ini Hizbullah memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal, termasuk Fateh-110 dan Zelzal-2 milik Iran, yang mampu menyerang jauh ke wilayah Israel dengan presisi tinggi. Jumlah ini jauh lebih besar dibanding Hamas yang hanya memiliki 5.000-20.000 stok roket dan rudal
Untuk mengalahkan musuh, Hizbullah juga banyak menggunakan drone buatan Iran seperti Shahed 136 untuk operasi pengintaian dan ofensif. Dengan menggunakan alat perang ini Hizbullah mampu meningkatkan kemampuan untuk mengumpulkan intelijen dan melakukan serangan yang ditargetkan.
Lebih dari itu, Hizbullah juga memiliki rudal anti-kapal buatan Rusia, Yakhont dan rudal Silkworm buatan China yang memiliki jangkauan sekitar 186 mil.
Dari segi personil, Nasrallah mengklaim memiliki 100.000 pejuang, melebihi jumlah pasukan yang dimiliki Hamas yang hanya ada 30.000. Namun layaknya Hamas, kelompok ini telah mengembangkan jaringan terowongan yang luas di Lebanon Selatan, memberikan keuntungan strategis dan perlindungan terhadap serangan udara Israel.