TRIBUNNEWS.COM - Ketua Dewan Pekerja Industri Digantara Israel, Yair Katz pamer soal senjata Israel yang bisa perangi Iran.
Yair Katz sesumbar kepada banyak orang soal senjata 'kiamat' yang dimiliki Israel ketika mendatangi sebuah acara di Kota Yehud-Monosson, Sabtu (29/6/2024).
"Jika kita memahami bahwa ada bahaya eksistensial di sini, dan bahwa Iran, Yaman, Suriah, Irak, dan semua negara di Timur Tengah memutuskan bahwa sudah waktunya untuk melawan kita, saya memahami bahwa kita memiliki kemampuan untuk menggunakan senjata kiamat," katanya kepada The Jerusalem Post.
Meski sudah sesumbar soal senjata kiamat yang dimiliki negaranya, namun ia menyebut Israel tetap meminta bantuan Amerika, Inggris, dan Jerman dengan intelijen.
"Mereka memberi tahu kami jika ada gerakan yang dapat membahayakan kami," lanjutnya.
Ketika ditanya soal serangan Iran, Yair Katz menyebut insinyur dan pekerja telah bersiap menghadapi skenario perang.
"Saya tidak akan pernah melupakan kata-kata CEO Industri Dirgantara pada pukul 3 pagi, setelah kami menyadari bahwa kami berhasil selamat dari serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Katz.
"Saya telah bekerja selama 30 tahun untuk menyaksikan malam ini, dan kami senang bahwa kami telah menyelamatkan Negara Israel," lanjutnya.
Pernyataan ini muncul sehari setelah utusan Republik Islam Iran untuk PBB mengomentari ketegangan terkini antara Israel dan Hizbullah.
"Jika Israel menyerang Lebanon dengan agresi militer skala penuh, perang yang menghancurkan akan terjadi," katanya.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah berterima kasih kepada Iran atas dukungan tersebut.
Baca juga: Pembicaraan Gencatan Senjata Buntu, Hamas Salahkan AS karena Beri Tekanan agar Terima Syarat Israel
"Kami melihat pencapaian para syuhada kami dan apa yang telah dicapai oleh darah mereka setiap hari," kata Nasrallah.
"Kita harus memahami besarnya kemenangan yang telah kita raih selama ini dan terakumulasi selama beberapa dekade, terutama sejak kemenangan Revolusi Islam di Iran."
"Apa yang terjadi di Jalur Gaza dan wilayah pendudukan Palestina adalah kelaparan, pengepungan, dan tindakan genosida," pungkasnya.