TRIBUNNEWS.COM - Imbauan untuk segera meninggalkan Gaza selatan baru-baru ini dilakukan Israel melalui audio telepon.
Warga diminta segera mengevakuasi diri ke kota paling selatan Gaza, sebagai isyarat serangan invasi berikutnya tentara IDF.
Warga Bani Suhaila menggambarkan situasi setelah imbauan tersebut dilayangkan.
Salah satu warga menceritakan, ketakutan menyelimuti warga dan kecemasan timbul bayang-bayang re-invasi besar dari Israel.
Seperti yang diberitakan RTE, seorang warga bernama Ahmad Najjar mengkisahkan kondisi terkini warga.
"Ketakutan dan kecemasan ekstrem telah mencengkeram masyarakat setelah perintah evakuasi," katanya.
"Terjadi pengungsian besar-besaran," tambahnya.
Adapun, Israel melancarkan serangan baru di Gaza selatan, memaksa ratusan warga Palestina mengungsi.
Demikian dilakukan setelah tentara kembali memerintahkan evakuasi sejumlah wilayah padat penduduk.
Para saksi melaporkan beberapa serangan di dalam dan sekitar kota Khan Yunis, di mana delapan orang tewas dan lebih dari 30 orang terluka, menurut sumber medis dan Bulan Sabit Merah Palestina.
Pengeboman itu terjadi setelah serangan roket langka yang diklaim oleh kelompok militan Jihad Islam, yang telah bertempur bersama Hamas.
Baca juga: Koar-koar Pesan Audio Nomor Telepon Israel, Militan Palestina Kirim Roket saat Tank Melintas Gaza
Roket tersebut ditujukan ke komunitas Israel di dekat perbatasan Gaza dan ditembakkan sebagai balasan kepada Israel.
Militer Israel mengatakan sekitar "20 proyektil diidentifikasi melintas dari wilayah Khan Yunis", yang sebagian besar berhasil dicegat. Tidak dilaporkan adanya korban jiwa dan mengatakan artileri "menyerang sumber tembakan".
Hal ini diikuti pada hari Senin oleh perintah untuk mengevakuasi Al-Qarara, Bani Suhaila dan kota-kota lain di Rafah dan Khan Yunis, hampir dua bulan setelah perintah awal untuk mengevakuasi Rafah menjelang serangan darat.