News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Mayor IDF Wakil Komandan Batalyon 121 Tewas di Netzarim, Pertempuran Strategi Makan Korban Perwira

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Israel (IDF), tampak tergesa berlindung saat menghadapi penyergapan dan serangan dadakan. IDF dilaporkan segera mendeklarasikan kekalahan sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam seusai pertempuran di Rafah, Gaza Selatan.

Mayor IDF Wakil Komandan Batalyon 121 Tewas di Netzarim, Pertempuran Strategi Makan Korban Perwira

TRIBUNNEWS.COM - Tentara pendudukan Israel (IDF) mengumumkan dua perwira tewas dan dua tentara terluka dalam ledakan yang terjadi di wilayah poros Netzarim.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (1/7/2024), di bawah izin untuk menerbitkan pernyataan publik, pihak IDF mengatakan kalau Mayor Nadav Al-Hanan Knoller, 30 tahun dari Yerusalem dan seorang sersan peleton di Batalyon 121, Brigade 8, tewas dalam pertempuran di pusat kota Jalur Gaza.

Baca juga: Israel Mau Gempur Lebanon, Koalisi Milisi Irak Ancam Kepentingan AS, Incar Pipa Minyak ke Yordania

Pernyataan menambahkan kalau Mayor (res.) Eyal Avnion, 25 tahun dari Hod Hasharon, wakil komandan kompi di Batalyon 121, Brigade 8, juga tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza tengah.

Tentara pendudukan menyatakan, "Dalam insiden yang menewaskan Mayor (res.) Nadav El-Hanan Knoller dan Mayor (res.) Eyal Avnion, seorang prajurit cadangan dari Batalyon 121, Brigade 8, terluka parah."

Baca juga: Sniper Qassam Beraksi di Rafah, Prajurit Israel Unit Elite Batalyon 931 Brigade Nahal Ambruk di Atap

Pernyataan menambahkan, seorang prajurit dari Batalyon 52, Brigade 401, terluka parah dalam pertempuran yang terjadi di Jalur Gaza selatan.

Jumlah korban tewas tentara pendudukan meningkat menjadi 674 sejak tanggal 7 Oktober, 320 sejak dimulainya operasi darat pada tanggal 27 Oktober lalu.

Menurut tentara pendudukan, 4.021 tentara pendudukan telah terluka sejak dimulainya agresi di Gaza, kondisi 598 di antaranya tergolong serius, 1.016 luka sedang, dan 2.407 luka ringan.

Baca juga: Shejaiya Kembali Makan Korban Tentara Israel, Al-Qassam Hanguskan 2 Merkava, Hamas Sembuhkan Diri

KORIDOR NETZARIM- Israel membangun ‘sabuk militer’. Mereka sedang melakukan penyelesaian akhir pada jalan sepanjang 8 km yang secara efektif akan membelah Jalur Gaza menjadi dua dan memperkuat kendali Israel di wilayah utara. Pejabat pertahanan Israel yang berbicara dengan Wall Street Journal (WSJ) mengatakan jalan yang membelah Gaza – yang disebut “Koridor Netzarim”. (Tangkapan layar Twitter)

Adu Strategi di Netzarim

Sebenarnya, pada awal April, tentara Israel menarik sebagian besar pasukannya dari Jalur Gaza.

Namun, Israel meninggalkan banyak pasukan mereka untuk menguasai koridor Netzarim.

Langkah ini menunjukkan betapa Israel tidak ingin kehilangan kendali atas Koridor Netzarim.

Adapun para pejuang Brigade Qassam dan beberapa faksi perlawanan lainnya tetap bertahan di Jalur Gaza meskipun pemerintah Israel mengklaim bahwa kota paling selatan Rafah adalah benteng terakhir kelompok tersebut.

Eksistensi para petempur Palestina yang belakangan membombardir Netzarim dinilai adalah pertempuran strategi saat invasi militer Rafah oleh Tentara Israel.

Baca juga: Penyergapan Maut Shejaiya, Intelijen Israel Dikelabuhi, Qassam Gebuk Divisi ke-98 Paratroopers IDF  

Ada tujuan taktis agar Israel menyingkir dari koridor tersebut.

Membentang dari perbatasan Gaza-Israel hingga bibir pantai Gaza di tepi Laut Mediterania, koridor ini didalihkan berfungsi sebagai arteri kemanusiaan yang penting, memfasilitasi pergerakan warga Gaza antara bagian selatan dan utara wilayah kantong tersebut.

Namun, dalam wawancara dengan surat kabar Israel Maariv beberapa waktu lalu, Or Fialkov, pakar perang dan terorisme Israel, yang telah mengikuti perkembangan perang di Jalur Gaza menggunakan intelijen sumber terbuka, mengatakan kalau secara teknis militer, koridor ini bertujuan untuk membatasi pergerakan Hamas di Jalur Gaza.

Baca juga: Pakar Yordania Ungkap Niat Terselubung Israel-AS Soal Koridor Netzarim dan Dermaga Gaza

"Perbatasan ini merupakan hambatan signifikan (bagi gerak Hamas) yang secara efektif memecah Gaza menjadi dua bagian."

“Israel sedang membangun penghalang antara Kota Gaza dan seluruh Jalur Gaza di selatan, jadi kita bisa mengatakan, 'Selamat datang pada kenyataan di mana ada dua wilayah terpisah yang bukan Jalur Gaza: bagian utara Jalur Gaza dan wilayah yang terpisah, selatan Jalur Gaza,'" katanya.

“Jalan tersebut dikelilingi tembok tanah, dan sudah ada operasi di kedua sisi jalan untuk mendirikan pos pemeriksaan yang bertujuan mengatur pemisahan Kota Gaza dari Jalur selatan.”

Menurut Fialkov, ada kemungkinan Israel nantinya akan memutuskan untuk membuka perbatasan tambahan di Jalur Gaza sebagai bagian dari pembentukan kebijakan pascaperang di Selatan.

“Menurut saya, Israel juga harus membangun penghalang serupa di selatan Khan Yunis,” katanya.

“Sehingga jika Hamas kembali menyelundupkan senjata melalui Rafah, senjata tersebut tidak akan menyebar ke seluruh Jalur Gaza tetapi hanya akan tetap berada di wilayah Rafah. Dengan begitu, Hamas di Jalur Gaza tidak akan mampu mempersenjatai diri seperti yang dilakukannya dalam beberapa dekade terakhir,” katanya.

Belakangan makin jelas kalau Koridor Netzarim ini tampaknya akan difungsikan sebagai jalur mobilisasi pasukan dan amunisi yang bersandar ke pelabuhan (dermaga) apung yang dibuat Amerika Serikat (AS) di ujung koridor tersebut.

Kuat dugaan, dermaga ini nantinya akan menjadi pangkalan militer IDF dalam strategi taktisnya menginvasi Gaza.

Baca juga: Insiden Lagi, Giliran 4 Kapal Angkatan Laut AS Rusak: Dermaga Terapung Gaza Jadi Pangkalan Militer?

Operasi Banjir Al-Aqsa

Brigade Al-Qassam, cabang militer Gerakan Perlawanan Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober, sebagai tanggapan atas pelanggaran pendudukan Israel di wilayah pendudukan Palestina.

Di sisi lain, pendudukan Israel melancarkan operasi militer terhadap Jalur Gaza, yang disebut “Pedang Besi,” dan melancarkan serangkaian serangan kekerasan di beberapa wilayah di Jalur Gaza, yang mengakibatkan ratusan orang syahid dan ribuan orang terluka. selain hancurnya sejumlah besar bangunan, menara tempat tinggal, institusi, dan infrastruktur.

Rontok di Tiga Front

Dengan pernyataan tewasnya dua perwira IDF, Senin (1/7/2024), tampaknya menjadi hari yang berat bagi Pasukan Israel (IDF) yang menjalani tiga front sekaligus di berbagai wilayah yaitu, Rafah dan Khan Yunis (Gaza Selatan), Tulkarem (Tepi Barat), dan Dataran Tinggi Golan di perbatasan Utara dengan Lebanon.

Di Gaza Selatan, Militer Israel mengkonfirmasi kematian seorang tentara dari Brigade Nahal dan cedera serius lainnya dalam bentrokan sengit di Rafah Gaza selatan pada Senin.

Baca juga: Shejaiya Kembali Makan Korban Tentara Israel, Al-Qassam Hanguskan 2 Merkava, Hamas Sembuhkan Diri

Militer Israel sempat ketar-ketir ketika Hamas menembakkan sekitar 20 roket dari wilayah Kota Khan Younis, Gaza selatan, Senin (1/7/2024).

Dari pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Hamas menargetkan wilayah Israel selatan.

Padahal, wilayah yang digunakan Hamas untuk menembakkan roket-roket itu, saat ini tengah menjadi lokasi pertempuran sengit antara IDF dan kelompok tersebut.

"Sekitar 20 proyektil diidentifikasi melintas dari wilayah Khan Younis. Sejumlah proyektil dicegat dan beberapa proyektil jatuh di dalam wilayah Israel selatan," kata IDF, dikutip dari Arab News.

Baca juga: Kehilangan Banyak Personel di Gaza, Menteri Pertahanan Israel: IDF Butuh 10 Ribu Tentara Segera

Sayap bersenjata Jihad Islam, Brigade Al-Quds mengatakan telah melepaskan tembakan salvo yang menargetkan beberapa komunitas Israel selatan di sepanjang perbatasan dengan Gaza.

"Kami mengebom ... permukiman di sepanjang Jalur Gaza dengan rentetan rudal sebagai tanggapan atas kejahatan musuh Zionis terhadap rakyat Palestina kami," tulis Brigade Al-Quds dalam pernyataannya.

Dewan Daerah Eshkol dalam pernyataannya menyebut roket yang ditembakkan Hamas hampir semuanya jatuh di daerah terbuka.

"Sekitar 18 roket diluncurkan ke wilayah kami, sebagian besar jatuh di area terbuka di luar komunitas, dan satu roket berhasil dicegat oleh Iron Dome," lapor dewan tersebut.

"Salah satu roket jatuh di area pagar Kibbutz Holit," lanjutnya.

Dewan Regional Eshkol mencakup wilayah yang membentang dari perbatasan dengan Mesir dan Gaza hingga utara Be'eri.

Tidak ada korban luka yang dilaporkan akibat serangan roket tersebut, dan IDF menyatakan bahwa mereka telah menanggapi dengan tembakan artileri, yang menyerang sumber peluncuran.

Baca juga: Tentara Israel Otw Lebanon, IDF Serang Besar-besaran Pusat Kota Rafah, Bombardir Sheikh Ajlin

Sirene Berkumandang di Israel

Sebelumnya, roket-roket tersebut memicu sirene di komunitas Israel di daerah tersebut.

Dikutip dari The Jerusalem Post, sirene pertama kali berbunyi di Nir Oz dan Ein Hashlosha pada pukul 07.57 pagi waktu setempat.

Kemudian, di berbagai komunitas mulai membunyikan sirene tanda bahaya, termasuk di Ein Hashlosha yang menyalakan beberapa kali akibat serangan Hamas ini.

Meskipun serangan roket dan pesawat tak berawak lebih sering terjadi di Utara dalam beberapa bulan terakhir, serangan roket di Israel selatan, selama beberapa minggu terakhir, tetap terjadi hampir setiap hari.

Kendaraan tempur (Ranpur) Israel pengangkut personel di Tepi Barat. Dalam penyerbuannya di Kamp Nur Syams, Tulkarm, Tentara Israel (IDF) mendapat perlawanan sengit dari Brigade Martir Al-Aqsa, sayap militer Fatah, Senin (1/7/2024). (rntv/tangkap layar)

IDF Tewas di Tulkarm

Dari Tepi Barat, juga pada Senin, laporan dari sumber-sumber Ibrani mengindikasikan seorang tentara lain kehilangan nyawanya karena luka-luka yang dideritanya dalam ledakan kendaraan lapis baja di kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarem.

Kendaraan Tempur (Ranpur) tersebut, yang diidentifikasi sebagai Namer, terjebak dalam ledakan dahsyat yang mengakibatkan korban jiwa di kalangan personel militer.

Brigade Martir Al-Aqsa, sayap militer gerakan Fatah, mengumumkan kalau para pertempuran terlibat dalam konfrontasi bersenjata yang intens dengan pasukan Israel.

Baca juga: Penyergapan Jenin Adalah Keajaiban Militer, Tanpa Terowongan Pun Tentara Israel Ambrol Bak di Gaza

Bentrokan dimulai setelah pasukan Pendudukan Israel, disertai kendaraan militer dan buldoser, menyerbu kota tersebut.

Pendudukan Israel memberlakukan pengepungan di pintu masuk kamp Nur Shams pada Senin pagi, mengerahkan penembak jitu di atap-atap bangunan tempat tinggal.

Situasi masih tegang karena pejuang perlawanan dan pasukan Israel terus terlibat baku tembak besar-besaran.

Baca juga: Ksatria Malam Brigade Martir Al Aqsa Libas IDF di Nablus, Batalyon Hamas-Fatah-PIJ Gabung di Tulkarm

Anggota gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) atau Brigade Al-Quds mengacungkan senjatanya, berparade di jalan-jalan Kota Gaza pada 5 Januari 2022. (Mahmud ham / AFP)

Gabungkan Kekuatan

Pada Selasa (25/6/2024), milisi perlawanan Palestina menyatukan serangan di Tepi Barat dalam menanggapi serangan pasukan pendudukan Israel.

Operasi gabungan itu dilakukan dalam rangkaian operasi yang melibatkan bahan peledak dan tembakan.

Operasi itu menunjukkan sejumlah faksi militer perlawanan dari Hamas, Fatah, dan PIJ menyatukan serangan mereka dalam mengadang penyerbuan pasukan Israel (IDF) yang merangsek ke sejumlah kota di Tepi Barat.

Baca juga: Api Gaza Menjalar ke Tepi Barat: Brigade Tulkarem Himpun Pasukan, Brigade Jenin Duluan Serang Israel

Kelompok Ksatria Malam Brigade Martir Al-Aqsa (cabang Brigade Al-Quds sayap militer Fatah), bersama dengan Brigade Martir Izz al-Din al-Qassam (sayap militer Hamas) di Tulkarem, mengumumkan melaksanakan operasi melawan pasukan pendudukan.

Brigade Tulkarm, yang berafiliasi dengan Brigade Al-Quds (sayap militer PIJ), mengatakan hari ini, kalau para petempurnya, pada hari Minggu, membunuh dan melukai tentara pendudukan dalam penyergapan terkendali di Bat Hefer dengan meledakkan alat peledak dari jarak jauh.

"Tentara pendudukan meninggalkan kami dalam keadaan tewas dan terluka," tulis pernyataan Brigade Tulkarm dilansir Khaberni, Selasa (25/6/2024).

Baca juga: IDF Serahkan Kekuasaan ke Sipil Ekstremis di Bawah Smotrich, Tepi Barat di Tepi Aneksasi Israel 

Batalyon Tulkarm, cabang tempur Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan PIJ.

Israel Legalisasi Lima Pos Kolonial di Tepi Barat

Selain karena intensitas penyerbuan IDF ke kota-kota di Tepi Barat, gencaranya perlawanan para faksi milisi Palestina di Tepi Barat juga dipicu oleh pencaplokan lahan yang kian masif oleh pihak pendudukan. 

Terbaru, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mengecam keras persetujuan Kabinet Pendudukan Israel atas legalisasi lima pos terdepan di Tepi Barat dan kemajuan rencana pembangunan ribuan “unit kolonial” baru di Tepi Barat.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Jumat, Kementerian Palestina menyatakan keprihatinan besar atas kejahatan yang terus dilakukan oleh pemerintah Israel dalam memperluas pemukiman dan memperdalam politik apartheid, yang bertujuan untuk menutup pintu terhadap setiap peluang untuk mewujudkan negara Palestina.

Keputusan ini menyatakan, pemerintah Pendudukan Israel bertanggung jawab penuh dan langsung” atas konsekuensi dan dampak serius terhadap konflik dan seluruh wilayah.

Baca juga: Bahan Baku dari Yordania, Tepi Barat Bisa Produksi Rudal Secanggih Produk Gaza Buat Hancurkan Israel

PERLUASAN PEMUKIMAN YAHUDI DI TEPI BARAT - Dua pasukan pendudukan Israel terlihat dengan latar belakangan pemukiman Yahudi Israel di kawasan Tepi Barat. Israel dilaporkan menyetujui perluasan pemukiman di Tepi Barat, termasuk Yerusalem dan Betlehem, dalam serangkaian pembangunan besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. (File Photo/JN)

Kementerian menegaskan bahwa meningkatnya aktivitas pemukiman di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, merupakan tantangan besar terhadap resolusi internasional yang relevan, khususnya Resolusi 2334.

Hal ini mewakili pengabaian resmi Israel terhadap konsensus internasional yang menolak penjajahan sebagai hambatan dalam penerapan solusi dua negara – sesuai dengan pernyataan tersebut.

Kementerian Palestina menyerukan intervensi mendesak Amerika dan internasional untuk menghentikan tindakan sepihak ilegal ini, menerapkan sanksi internasional yang bersifat memberikan efek jera terhadap seluruh sistem apartheid kolonial, dan memberikan tekanan nyata pada pemerintah “Israel” untuk menghentikan kegiatan pemukiman dan mematuhi keinginan internasional untuk perdamaian.

Hancur di Utara

Selain di Gaza Selatan dan Tepi Barat, militer Israel juga mengalami kerugian besar di Perbatasan Utara.

IDF mengungkapkan bahwa 18 tentara, termasuk satu orang yang terluka parah, terluka dalam serangan pesawat tak berawak di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Sebagai tanggapan, militer mengeluarkan pernyataan yang merinci serangan udara terhadap posisi Hizbullah di Lebanon selatan. Sasarannya termasuk pos pengamatan Hizbullah di Marjayoun dan platform peluncuran di Ayta Ash Shab, lokasi strategis yang digunakan oleh kelompok militan tersebut.

Unit artileri dilaporkan dikerahkan untuk menekan ancaman yang dirasakan di berbagai lokasi di Lebanon selatan.

Di sisi lain, Hizbullah menargetkan serangan drone di wilayah Dataran Tinggi Golan Suriah pada Minggu (30/6/2024).

Militer Israel mengatakan serangan drone Hizbullah ini membuat 18 tentaranya terluka.

"Delapan belas tentara terluka, satu di antaranya luka serius dan sisanya luka ringan, akibat ledakan pesawat tak berawak Hizbullah yang diluncurkan dari Lebanon selatan," kata Radio Angkatan Darat Israel di X, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Sebelumnya, Channel 12 Israel melaporkan 9 orang terluka akibat serangan drone Hizbullah.

Hizbullah kemudian mengumumkan bahwa mereka telah mengebom markas besar Brigade ke-91 di Israel utara.

Serangkaian Operasi Hizbullah pada Hari Minggu

Pada hari yang sama, Hizbullah dilaporkan telah melancarkan serangkaian operasi baru terhadap target militer dan tentara Israel.

Dalam operasi tersebut, sebuah bangunan yang digunakan oleh tentara Israel di pemukiman Yir'on menjadi salah satu target Hizbullah, dikutip dari Al Mayadeen.

Kelompok tersebut mengatakan operasi tersebut merupakan respons terhadap agresi Israel di kota Kfar Kila.

Kemudian Hizbullah membombardir markas Divisi 91 di Barak Biranit dengan roket Burkan yang berat.

Serangan roket Burkan ini berhasil menghancurkan sebagian markas dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Menurut laporan Hizbullah, serangan ini merupakan respons terhadap serangan Israel di kota Houla.

Baca juga: Israel Ancam Serang Hizbullah, PM Lebanon Akui Negaranya Kini dalam Keadaan Perang

Selanjutnya, pejuang Hizbullah menyerang markas besar Batalyon Sahel di Barak Beit Hillel dengan roket Falaq yang langsung menghantam tempat tersebut.

Lokasi selanjutnya yang menjadi target Hizbullah adalah situs Roueissat al-Qarn di Peternakan Shebaa Lebanon.

Roket artileri Hizbullah juga menghantam situs al-Semmaqa di perbukitan Kfar Chouba Lebanon setelahnya.

Beberapa minggu terakhir, ketegangan meningkat antara tentara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Tidak hanya itu, ketegangan ini semakin meningkat ketika Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikannya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.700 orang sejak Oktober

Ketegangan ini meningkatkan kekhawatiran tentang potensi perang skala penuh menyusul persetujuan Tel Aviv baru-baru ini atas rencana operasional “serangan skala besar” di Lebanon.

(oln/khbrn/almyd/memo/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini