TRIBUNNEWS.COM - Institut Studi Perang (ISW) dan Proyek Ancaman Kritis (CTP) membahas soal perintah evakuasi yang dikeluarkan Israel terhadap wilayah timur Khan Yunis.
Pengamat perang yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu mengatakan "operasi pembersihan" yang digerakkan di Khan Yunis timur dilaksanakan setelah pejuang Jihad Islam Palestina (PIJ) meluncurkan salvo 20 roket ke Israel dari kota selatan di Jalur Gaza.
"Biasanya berarti bahwa pasukan Israel akan memasuki wilayah tersebut dalam waktu 24 jam," kata pengamat perang soal perintah evakuasi di Khan Yunis..
Pasukan Israel telah ditarik keluar dari Khan Yunis pada tanggal 7 April 2024 kemarin.
"Pembentukan kembali pasukan Hamas di kota tersebut kemungkinan menjadi latar belakang operasi darat yang akan datang," kata para pemantau perang.
Operasi darat Israel terus berlanjut di lingkungan Shujayea, Kota Gaza di utara, tempat para pejuang Hamas menggunakan persenjataan canggih, termasuk "penetrator berbentuk peledak" yang sering digunakan untuk menargetkan kendaraan lapis baja Israel.
Pejuang Hamas tampaknya juga "setidaknya sebagian telah kembali berkumpul"di Shujayea, sejak pasukan Israel terakhir beroperasi di sana pada bulan April, menurut laporan ICW/CTP.
Menyusul perintah evakuasi Israel dari beberapa bagian Khan Yunis, para dokter terpaksa meninggalkan Rumah Sakit Eropa di Gaza.
RS Eropa merupakan salah satu fasilitas medis terakhir yang masih berfungsi di kota itu. Hal itu telah menempatkan pasien dan warga Palestina yang mengungsi di sana pada risiko besar, kata Jeremy Hickey, seorang ahli anestesi, kepada Al Jazeera.
"Memindahkan mereka sangat sulit karena akses transportasi sangat mahal mengingat kurangnya bahan bakar karena masalah akses, tetapi juga karena sifat cedera banyak pasien yang berkelanjutan dan jangka panjang," kata Hickey.
Baca juga: Waswas Diserang IDF, Pasien RS Eropa Gaza hingga Alat-alat Medis Dipindahkan ke RS Al-Nasser
"Memobilisasi (mereka) hampir mustahil dan mengangkut pasien-pasien ini dengan ambulans juga hampir mustahil," tambahnya.
Diperkirakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menyerang lokasi tersebut, Middle East Eye melaporkan.
Sebelumnya, tentara Israel diketahui mengirim teks peringatan ke penduduk setempat agar mereka pindah ke lokasi lain, Senin (1/7/2024).
Alasan wilayah tersebut telah menjadi "zona pertempuran berbahaya."