News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu Inggris

Rishi Sunak Akui Kekalahan di Pemilu Inggris, Kirim Ucapan Selamat ke Pesaingnya Keir Starmer

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rishi Sunak mengakui kekalahan dalam Pemilu Inggris

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengakui kekalahan pada pemilu Inggris 2024, pasca pesaingnya dari Partai Buruh Keir Starmer sah memenangkan ambang batas suara.

Mengutip dari CNA, Keir Starmer sukses meraup suara dengan perolehan 410 kursi melampaui ambang batas 326 kursi untuk meraih suara mayoritas di parlemen yang beranggotakan 650 orang.

Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan hasil perolehan suara partai Sunak yang hanya meraih 131 kursi di parlemen. Hingga tercatat sebagai kinerja pemilu terburuk dalam sejarahnya.

Baca juga: Rumah PM Inggris Rishi Sunak Dibobol Orang Tak Dikenal, 4 Orang Ditangkap

Dengan perolehan suara ini, Keir Starmer dari Partai Buruh sah menggantikan menjadi PM Inggris menggantikan posisi Rishi Sunak yang telah 14 tahun berkuasa, menjadi oposisi dari pemerintahan yang dikuasai Partai Konservatif.

"Hari ini kita memulai babak baru, memulai pekerjaan perubahan, misi pembaruan nasional, dan mulai membangun kembali negara kita," ujar Starmer kepada khalayak.

"Perubahan dimulai sekarang. Dan rasanya menyenangkan, sejujurnya. Empat setengah tahun kerja keras mengubah partai. Inilah tujuannya, Partai Buruh yang berubah, siap mengabdi pada negara kita. Siap mengembalikan Inggris untuk melayani kaum pekerja," imbuhnya.

Pasca kemenangan Keir Starmer diumumkan ke publik, Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak secara resmi merilis pernyataan yang berisikan pengakuan kekalahan Partai Konservatif dari Partai Buruh dalam pemilu Inggris 2024.

"Partai Buruh telah memenangkan pemilihan umum ini dan saya telah menelepon Sir Keir Starmer (pemimpin Partai Buruh) untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya," kata Sunak.

Sunak juga mengatakan bahwa dirinya siap bertanggung jawab atas kekalahannya dari Partai Buruh dengan selisih suara yang cukup telak. Rishi Sunak telah mengakui kekalahannya dan mengatakan kepada orang-orang yang hadir di tempat pemungutan suara: “Saya minta maaf.”

Baca juga: 105 Anggota Parlemen Inggris Desak PM Rishi Sunak Dukung ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

"Hari ini, kekuasaan akan berpindah tangan dengan cara yang damai dan tertib, dengan niat baik dari semua pihak. Hal ini seharusnya memberikan kita semua kepercayaan terhadap stabilitas dan masa depan negara kita," tambah Sunak.

Dalam kesempatan itu, Sunak pun mengucapkan selamat kepada Keir Starmer, ketua Partai Buruh yang akan menggantikan posisinya sebagai PM Inggris.

Faktor Pemicu Kemenangan Keir Starmer

Mengutip dari berbagai sumber, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kemenangan Keir Starmer dalam pemilu Inggris yang 14 tahun terakhir dikuasai oleh partai Rishi Sunak.

Salah satu faktor yang memicu kemenangan Keir Starmer dalam pemilu Inggris yakni adanya pergolakan sayap kanan. Reform U.K., sebuah partai pemberontak anti-imigrasi, diproyeksikan akan memenangkan 13 kursi, dengan satu kursi kemungkinan akan jatuh ke tangan Nigel Farage, pemimpin partai dan pengganggu politik veteran yang telah gagal dalam tujuh upaya sebelumnya untuk masuk ke Parlemen.

Dengan platform baru yang kuat itu, Farage telah mengancam untuk mencoba membajak sisa-sisa Konservatif yang lemah atau bahkan mengambil alih partai itu sendiri.

Tak hanya itu, masyarakat Inggris banyak yang menilai masa depan Perdana Menteri Rishi Sunak sebagai pemimpin Partai Konservatif tampak suram.

Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang timbul ketika Sunak menjabat sebagai PM Inggris diantaranya masalah krisis biaya hidup, ketidakstabilan ekonomi.

Serta munculnya pertikaian politik internal selama bertahun-tahun yang telah menyebabkan lima kali pergantian perdana menteri dalam kurun 8 tahun sejak pemungutan suara Brexit pada 2016.

Serangkaian permasalahan ini yang kemudian membuat banyak dari pemilih ini berbondong-bondong memilih Keir Starmer dari Partai Buruh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini