TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Senin (8/7/2024), Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan pasukan Rusia menghancurkan sistem HIMARS yang digunakan Ukraina untuk menembakkan rudal ATACMS (keduanya disediakan oleh AS) untuk menyerang kota Sevastopol (Crimea) pada 23 Juni lalu.
Bersamaan dengan pernyataan tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia merilis video yang merekam momen sistem rudal HIMARS dihancurkan dan terbakar secara hebat hingga membentuk "bola api" raksasa.
"Awak UAV angkatan bersenjata Rusia menemukan tiga sistem peluncuran HIMARS bergerak dan bersembunyi di sabuk hutan dekat pemukiman Klapaya di Kherson. Segera setelah mereka menerima berita tersebut , awak rudal Iskander Rusia melakukan serangan terhadap posisi yang disamarkan," demikian pengumuman Kementerian Pertahanan Rusia.
Badan tersebut juga mengatakan bahwa total 3 sistem peluncuran HIMARS M142, bersama dengan 10 ahli asing yang membantu Ukraina dalam mengoperasikan sistem ini berhasil dihilangkan.
Tentara Ukraina Membelot
Di hari yang sama, Rusia juga merilis video yang merekam penghancuran tank M1 Abrams dari AS yang dipakai tentara Ukraina di medan perang.
Menurut media pemerintah Rusia Rossiyskaya Gazeta, tank ini dihancurkan oleh tentara Ukraina yang membelot ke Rusia.
Ini adalah Abrams ke-15 yang dieliminasi oleh militer Rusia saat memberikan dukungan tembakan untuk serangan balik Ukraina terhadap posisi militer Rusia di dekat desa Volchye.
"Upaya serangan balik berakhir buruk bagi infanteri Ukraina dan tank Amerika. Infanteri Ukraina mundur dengan kerugian besar, sementara Abrams terbakar habis," demikian Rossiyskaya Gazeta.
Baca juga: Rusia Gunakan Rudal Hipersonik Kinzhal untuk Serang Rumah Sakit Anak-anak di Kyiv
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia pada 6 Juli merilis video yang direkam drone yang memperlihatkan rudal Iskander menyerang dan "memupus" dua kompleks rudal Patriot yang dipasok AS ke Ukraina di dekat Yuzhnoye, wilayah Odessa.
Bisa dikatakan dalam beberapa hari terakhir, senjata AS di Ukraina sedang "diburu secara agresif" oleh Rusia.
Surat kabar Moskovskij Komsomolets (MK) mengatakan bahwa ini semua adalah serangan balik terkuat Rusia terhadap senjata Amerika setelah serangan di Sevasotpol.
Sebelumnya, Rusia menuduh Ukraina menembakkan rudal ATACMS yang membawa hulu ledak cluster ke Sevastopol, menewaskan empat warga sipil dan melukai lebih dari 150 lainnya.
Komite Investigasi Rusia membuka penyelidikan kriminal atas "serangan teroris" tersebut.
Sementara Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka akan mengambil tindakan pembalasan yang tepat.
Menurut RTVI selama konferensi pers pada tanggal 8 Juli, Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengonfirmasi bahwa Ukraina menggunakan rudal ATACMS untuk menyerang Krimea.
“Ukraina menggunakan rudal ATACMS yang disediakan oleh AS untuk menyerang Krimea, menghancurkan sistem pertahanan udara, bandara, dan pusat komando Rusia,” kata Kirby, tetapi tidak secara langsung menyebutkan serangan pada tanggal 23 Juni.