Klaim Sudah Netralisir Shejaiya, Pasukan Israel yang Sembunyi Roboh Disergap Al-Qassam Pakai Bom Petir
TRIBUNNEWS.COM - Sayap militer gerakan Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam, Selasa (9/7/2024) mengumumkan kalau para petempur mereka menyerang pasukan Israel (IDF) yang bersembunyi di dalam sebuah rumah yang sudah dibentengi di lingkungan Shejaiya, Kota Gaza.
Serangan ini dilancarkan menggunakan roket termobarik (TBG) Rocket dan menembaki pasukan IDF tersebut menggunakan senapan mesin.
"Sementara sejumlah anggota pasukan sedang menarik dan menarik tentara setelah terbunuh atau terluka, mereka kembali menjadi sasaran dengan meledakkan Improvised explosive devices (IED) atau alat peledak improvisasi alias bom rakitan anti-personel mereka yang masyhur dikenal sebagai shawaz, bom petir," tulis laporan Khaberni.
Baca juga: Terjadi Lagi, Penyergapan Berdarah IDF di Shejaiya, Roket Termobarik Qassam Sasar 14 Tentara Israel
Klaim Sudah Netralisir Shejaiya, Pakai Jip Karena Lapis Baja Habis
Serangan terbaru Al Qassam ini datang setelah pasukan IDF mengklaim sudah menetralisir lingkungan Shejaiya, di Kota Gaza.
Klaim IDF ini kemudian ditelaah pakar militer dan strategis asal Yordania, Nidal Abu Zaid.
Dia menilai, klaim ini datang setelah pasukan pendudukan Israel jatuh bangun menghadapi kegigihan milisi perlawanan Palestina beriring kerugian yang diderita oleh pasukan Divisi Pasukan Terjun Payung ke-98.
Baca juga: Penyergapan Maut Shejaiya, Intelijen Israel Dikelabuhi, Qassam Gebuk Divisi ke-98 Paratroopers IDF
Abu Zaid juga menilai, pengerahan kekuatan besar IDF ke Shejaiya (sejumlah literatur menuliskannya sebagai Shujaiyya) demi mencapai lingkungan Tuffah dengan memotong jalan Salah al-Din melalui jalan Bagdad, Kota Gaza
Dia menambahkan kalau pergerakan pasukan pendudukan Israel ini tampaknya ingin menyatukan pasukan mereka yang menuju dari poros Netzarim ke lingkungan Zaytoun.
Menurut Abu Zaid, manuver pasukan IDF ini dimaksudkan agar mereka memiliki kebebasan bergerak untuk mencapai wilayah tersebut, tetapi hal ini tidak tercapai mengingat konfrontasi sengit yang terjadi dengan faksi-faksi milisi perlawanan Palestina.
Hal itu terjadi di Tal al-Hawa dekat lingkungan Zaytoun saat milisi perlawanan Palestina menyerang sebuah jip militer Israel yang menyebabkan terbunuhnya sejumlah tentara IDF.
Baca juga: Tuding Markas UNRWA Jadi Gudang Senjata Hamas, Tank-Tank Israel Menumpuk di Tal al-Hawa
Mengenai kejadian ini, menurut pernyataan Abu Zaid, pasukan IDF menggunakan kendaraan jip militer yang tidak memiliki perisai atau perlindungan apapun di area operasi dan penyergapan.
"Ini menandakan adanya pengerahan kendaraan lapis baja dalam jumlah besar (di front lain - Rafah) yang memaksa pendudukan untuk menggunakan kendaraan tempur ringan jenis ini," katanya dikutip dari Khaberni.
Bakal Ada Penyergapan Lain dari Milisi Perlawanan
Terkait klaim IDF yang menyatakan sudah menetralisir Shejaiya, dilaporkan memang ada penurunan intensitas serangan dari milisi Palestina selama 24 jam terakhir, sebelum pada Selasa malam ini Al Qassam menyatakan ada lagi penyergapan terhadap Tentara IDF.
Soal penurunan operasi milisi perlawanan, Abu Zaid mengindikasikan kalau Brigade Al Qassam dan faksi militer lain mili perlawanan, sudah terbiasa melakukan operasi pemantauan, pengintaian, pengumpulan informasi, dan kemudian melancarkan operasi.
"Ini merupakan taktik perang gerilya. Beberapa hari ke depan mungkin kita akan menyaksikan kembalinya peningkatan intensitas operasi, karena tampaknya pendudukan sedang terburu-buru mencapai pencapaian apa pun menjelang respons Israel terhadap inisiatif gencatan senjata yang diusulkan,".
Baca juga: Pakar Militer: Brigade Al Qassam Hamas Ciptakan Taktik Baru Pertama dalam Sejarah Perang Gerilya
"Sementara pihak milisi perlawanan tampak lebih tenang dan lebih stabil dengan menukar kondisi geografis dengan waktu untuk menimbulkan kerugian pada pasukan yang bergerak maju di Rafah dan Jalur Gaza bagian utara," ucap Abu Zaid.
Mengenai putaran baru negosiasi pertukaran tahanan dan sandera yang sedang berlangsung antara Hamas dan Israel, Abu Zaid menekankan bahwa peluang keberhasilan inisiatif kali ini lebih besar daripada peluang kegagalannya.
Hal ini, kata dia, berdasarkan indikator-indikator yang disajikan dan pernyataan-pernyataan pendudukan, karena pihak internal keamanan dan militer IDF menyadari perlunya terjadi kesepakatan demi jeda perang.
Baca juga: Para Jenderal Israel Serukan Jeda Perang: IDF Terengah-engah, Biarlah Hamas Tetap Berkuasa di Gaza
"Mencapai kesepakatan yang setidaknya akan menghilangkan kekuatan-kekuatan yang bertikai dari keadaan kelelahan dan kerugian yang mereka alami," kata Zaid.
Dalam analisisnya, Abu Zaid mengindikasikan bahwa poros Netzarim telah menjadi target perlawanan yang ingin melakukannya menghapuskan kartu perundingan yang coba dikontrol oleh pasukan pendudukan Israel.
Baca juga: Al Qassam Hajar 2 Tank Merkava di Rafah, IDF Mandi Mortir di Zaytoun, Adu Kuat Strategi di Netzarim
"Dan hal ini konsisten dengan pidato Abu Ubaida kemarin, yang mengindikasikan dengan sejujurnya bahwa poros Netzarim akan menjadi target milisi perlawanan," kata dia.
Baca juga: Ringkasan Pesan Brigade Al Qassam: 24 Batalyon Milisi Aktif di Gaza, Netzarim Zona Teror Israel
(oln/khbrn/*)