TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden secara keliru menyebut Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sebagai 'Presiden Putin', pada Kamis (11/7/2024).
Insiden kepeleset lidah ini terjadi saat Biden berpidato pada akhir pertemuan puncak NATO, yang diselenggarakan selama tiga hari di Washington, D.C, Sky News melaporkan.
"Dan sekarang saya ingin menyerahkannya kepada Presiden Ukraina, yang memiliki keberanian dan tekad yang kuat."
"Hadirin sekalian, Presiden Putin. Presiden Putin," kata Biden, sebelum menyadari kesalahannya, dikutip dari CNBC.
"Presiden Putin? Dia akan mengalahkan Presiden Putin, Presiden Zelensky. Saya sangat fokus untuk mengalahkan Putin," imbuh Biden sambil mengoreksi dirinya sendiri.
Zelensky dengan cekatan menanggapi pengenalan yang keliru itu, dengan berkelakar, "Saya lebih baik."
Biden menjawab, "Anda jauh lebih baik".
Seperti diketahu, Biden menderita kegagapan selama puluhan tahun.
Hal itu masih mencuri perhatian internasional hingga saat ini.
Kekeliruan Biden menyebut nama Putin alih-alih Zelensky, terjadi pada konferensi pers pertamanya setelah debatnya yang lamban dan tidak jelas melawan mantan Presiden Donald Trump pada akhir Juni kemarin.
Namun, perdebatannya baru-baru ini dengan Trump, dan kesalahan verbal lainnya serta momen-momen kebingungan yang nyata, telah memunculkan kekhawatiran pada pria berusia 81 tahun itu.
Baca juga: Semakin Banyak Tokoh Partai Demokrat Tuntut Biden Batalkan Pencalonan
Biden sendiri merupakan presiden AS tertua yang pernah menjabat, menunjukkan penurunan ketajaman verbal dan mental.
Hal ini juga terjadi ketika semakin banyak anggota Demokrat yang meminta Biden untuk mundur sebagai calon presiden partai.
Biden telah menjadi tuan rumah bagi para pemimpin dunia minggu ini untuk pertemuan puncak NATO yang menandai peringatan 75 tahun aliansi negara-negara Eropa dan Amerika Utara, dilansir USA Today.
Tema utama KTT NATO adalah dukungan berkelanjutan bagi Ukraina dua setengah tahun setelah invasi Presiden Rusia Vladmir Putin.
Para pemimpin dari 32 negara NATO menandatangani Pakta Ukraina yang menjanjikan dukungan jangka panjang bagi Ukraina.
Peristiwa Terbaru Perang Rusia-Ukraina
- Serangan rudal Rusia di wilayah Odesa menewaskan dua orang dan merusak infrastruktur pelabuhan pada Rabu (10/7/2024), kata gubernur wilayah tersebut.
- Badan keamanan Rusia, FSB, mengklaim telah menggagalkan upaya dinas intelijen Ukraina untuk membujuk seorang awak kapal induk Laksamana Kuznetsov di Murmansk untuk menyabotase kapal tersebut.
- Kremlin telah mengkritik Perdana Menteri Inggris yang baru, Keir Starmer, atas komentarnya yang menegaskan Ukraina dapat menggunakan rudal Storm Shadow yang dipasok Inggris terhadap target yang sah di Rusia.
Sekilas Debat Capres AS Biden vs Trump
Pada debat capres ASĀ antara Donald Trump vs Joe Biden, Jumat (28/6/2024) lalu, saat memasuki ruang debat, Biden memasuki ruang lebih dahulu.
Mantan Presiden Donald Trump masuk urutan kedua.
Baca juga: Ukraina Krisis Senjata, Zelensky Minta AS dan Barat Kirim 128 Jet F-16 untuk Saingi Rusia
Joe Biden dan Donald Trump tampak tidak berjabat tangan saat memasuki tahap debat.
Keduanya langsung menempati podium masing-masing.
Debat dipandu oleh Jake Tapper dan Dana Bash selaku moderator.
Dua kandidat Capres AS terakhir kali bertemu dalam debat pada 2020, di mana mereka juga tidak berjabat tangan karena protokol Covid-19.
Biden dan Trump adu gagasan dan membahas sejumlah topik, mulai ekonomi hingga imigrasi.
Debat Trump dan Biden mengangkat isu imigrasi, keamanan publik, dan hak-hak reproduksi dalam debat perdana tersebut.
Tak hanya itu, politik atau kebijakan luar negeri turut menjadi topik menarik dalam pemilu.
Menyusul situasi di Timur Tengah hingga Eropa, para kandidat kemungkinan akan ditanya soal posisi AS terkait agresi Israel di Gaza dan bantuan ke Ukraina yang saat ini masih diinvasi Rusia.
Juga soal kebijakan AS terhadap Taiwan dan kompetisi negara ini dengan China.
Selama debat, Biden menyerang Trump atas berbagai kasus pidana yang melibatkannya.
Termasuk persidangan di New York yang berakhir dengan hukuman Trump atas pemalsuan catatan bisnis.
Catatan tersebut terkait dengan dugaan pembayaran uang tutup mulut kepada bintang film porno Stormy Daniels, yang diduga berselingkuh dengan Trump.
Namun, Trump membalas Biden dengan mengatakan "Saya tidak berhubungan seks dengan bintang film porno."
Terkait penarikan pasukan AS dari Afghanistan, Trump menyindir Biden selama debat.
Trump menyebut Biden sangat buruk dalam menangani Afghanistan.
"Sangat memalukan," ucap Trump.
"Dia (Biden) seharusnya memecat para jenderal itu seperti saya memecat salah satu yang Anda sebutkan, jadi dia tidak kehilangan rasa cinta, tetapi dia seharusnya memecat para jenderal itu," urainya,
"Tidak ada jenderal yang dipecat karena momen paling memalukan dalam sejarah negara kita, Afghanistan, di mana kita meninggalkan peralatan senilai miliaran dolar."
"Kita kehilangan 13 tentara yang hebat dan 38 tentara tewas," ungkap Trump
Selama debat, Biden menegaskan Israel menginginkan perdamaian.
Ia mengatakan posisi AS sebagai pendukung negara Zionis, mengharapkan Hamas segera dihancurkan.
"Hamas telah sangat dilemahkan, dan mereka harus segera dihancurkan," kata Biden.
Trump memberikan respons mengejutkan terkait konflik Israel dan Hamas.
"Israel yang menginginkan agar (perang) dilanjutkan."
"Ia (Biden) mengatakan Hamas yang menginginkan perang, tetapi sebenarnya adalah Israel," ujarnya.
Selama debat, Trump melabeli Biden sebagai seorang penjahat.
"Joe bisa jadi terpidana kejahatan dengan semua hal yang telah dia lakukan," klaim Trump.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)