TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, meminta negara-negara NATO untuk mencabut semua pembatasan terhadap serangan Ukraina yang menggunakan senjata dari NATO di Barat untuk menargetkan wilayah Rusia.
“Jika kami ingin menang, jika kami ingin menang, jika kami ingin menyelamatkan dan membela negara kami, kami harus mencabut semua pembatasan," kata Zelensky di sela-sela puncak KTT NATO di Washington, Kamis (11/7/2024).
Zelensky menyampaikan pernyataan tersebut saat tampil bersama Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di hari-hari terakhir KTT NATO.
Beberapa negara NATO memberlakukan pembatasan penggunaan senjata yang mereka kirim ke Ukraina, seperti Italia, yang melarang penggunaan senjata tersebut di wilayah Rusia.
Negara-negara lain, seperti Amerika Serikat (AS), membatasi penggunaan senjata mereka dalam serangan terhadap sasaran militer yang sah, dalam kedalaman terbatas di wilayah Rusia.
Ukraina terus menuntut agar mereka diizinkan menggunakan rudal jarak jauh Barat untuk mengebom sasaran-sasaran yang berada jauh di wilayah Rusia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan Ukraina memiliki hak untuk mempertahankan diri, termasuk dengan menyerang sasaran militer di dalam wilayah Rusia, terutama jika garis depan sangat dekat dengan perbatasan, yang berlaku di wilayah Kharkiv, tempat Moskow meluncurkan serangan pada bulan Mei.
Selain itu, Zelensky menyatakan keyakinannya bahwa suatu hari negaranya akan bergabung dengan NATO.
"Kami akan dan akan terus melakukan segala daya kami sampai tiba saatnya Ukraina diundang dan menjadi anggota NATO, dan saya yakin kami akan mencapai hari ini," kata Zelensky, seperti diberitakan Al Arabiya.
Sejumlah negara NATO berjanji akan mengirim senjata baru ke Ukraina untuk melindungi wilayah udaranya, termasuk jet tempur F-16.
Namun, Zelensky meminta para pendukung Ukraina, termasuk Amerika Serikat, untuk memberikan lebih banyak senjata untuk menyerang wilayah dalam Rusia.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-870: Kyiv Sita Kapal Kargo Asing di Odesa, Diduga Ekspor Gandum Ilegal
Pada Rabu (10/7/2024), negara-negara NATO mengakui dalam pernyataan bersama bahwa Ukraina berada pada jalan yang tidak dapat diubah untuk bergabung dengan NATO.
Para pemimpin NATO memfokuskan sebagian besar pertemuan puncaknya untuk mendukung Ukraina.
NATO, yang mencakup 32 negara, memanfaatkan pertemuan puncak yang diadakan di Washington untuk menunjukkan tekadnya menghadapi Rusia dan dukungan kuatnya terhadap Ukraina, dikutip dari France24.
Selain itu, AS juga mengumumkan langkah penting untuk memperkuat pencegahan NATO terhadap Rusia di Eropa, karena penempatan rudal jarak jauh akan dimulai di Jerman pada tahun 2026.
Kremlin memperingatkan tindakan ini dapat menyebabkan konfrontasi seperti Perang Dingin antara Rusia dan Barat.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)