TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, menilai penembakan terhadap Capres Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Pensylvania tidak bisa kita anggap sepele.
Menurutnya, bukan tidak mungkin hal tersebut juga terjadi di negara lain termasuk Indonesia.
"AS memiliki beberapa lembaga Intelijen ada CIA, FBI, Homeland, dan Intelijen di institusi militer mereka. Kejadian ini harus dianalisis secara terintegasi. Butuh waktu sampai diketahui embrio kejadian," kata Susaningtyas melalui pesan singkat, Senin (15/7/2024).
Menurutnya, ada beberapa probabilitas asal penembakan yakni bisa dari lawan politik (Presiden Incumbent dan unsur politik lain yang tidak menyukai Trump), anggota masyarakat yang tidak suka pada kebijakan Trump saat menjadi Presiden AS.
Mengingat kepemilikan senjata agak bebas di AS.
Baca juga: Ternyata Pelaku Penembakan Donald Trump Sempat Dipergoki Polisi Sebelum Beraksi
Atau dari kaki tangan negara lain yang khawatir bila Trump menang akan mengganggu kekuasaan dan hegemoni mereka.
Atau dari pihak Trump sendiri yang memainkan image playing victim.
"Dalam bidang Intelijen pulbaket (proses pengumpulan bahan keterangan) tidak bisa hanya informasi yang beraifat official saja yang dikimpulkan, melainkan juga dari masalah pribadi (musuh pribadi). Pihak berwenang harus lakukan Scientific Crime Investigation dengan teliti," tuturnya.
Dikatakannya, jajak pendapat di Pennsylvania menunjukkan persaingan ketat antara Biden dan Trump masih sangat fluktuatif, meski tentu saja pasti ada irisan antara kedua Capres tersebut.
Jajak pendapat di negara bagian yang menjadi medan pertempuran untuk pemilu tahun 2024 jarang terjadi akhir-akhir ini, namun hasil terbaru dari Universitas Quinnipiac menunjukan Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump pada dasarnya sama-sama berada di Pennsylvania, dengan Trump mendapatkan dukungan dari 47 persen pemilih terdaftar dan Biden mendapatkan 45 persen suara dalam pertarungan hipotetis.
"Kita harus bersabar sekitar 3 hari atau lebih untuk mendapatkan hasil analisa terkait kejadian penembakan ini. Pengungkapan dalam bentuk apapun pasti akan berdampak bagi pemilu di AS. Jika penembakan ini berasal dari pihak lawan politik bisa dikatakan perbuatan bodoh karena justru bisa meningkatkan simpati kepada Trump," ujarnya.
"Saya menyayangkan pelaku penembakan ditembak mati sehingga sulit menggali motif penembakan," katanya.
Seperti diberitakan, kampanye calon presiden AS Donald Trump di Butler, Pennsylvania pada Sabtu (13/7/2024), diwarnai insiden berdarah.
Suara tembakan terdengar saat Trump berpidato.
Agen Dinas Rahasia bergegas naik ke atas podium, melindungi Donald Trump dan mengawalnya turun.
Terlihat, telinga kanan Donald Trump berdarah.
Pelaku diidentifikasi bernama Thomas Matthew Crooks, berusia 20 tahun.