Keputusan itu muncul saat pasukan Israel melakukan serangan lagi lebih dalam ke Kota Gaza, yang menurut Hamas dapat mengancam negosiasi panjang mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Pasukan AS memindahkan dermaga tersebut pada 28 Juni karena cuaca buruk dan memindahkannya ke pelabuhan Ashdod di Israel.
Namun, penyaluran bantuan telah dihentikan karena masalah keamanan.
Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa menghentikan pengiriman dari dermaga tersebut pada 9 Juni, sehari setelah militer Israel menggunakan area di sekitarnya untuk pengangkutan udara setelah penyelamatan sandera yang menewaskan lebih dari 270 warga Palestina.
Pejabat AS dan Israel mengatakan tidak ada bagian dari dermaga itu sendiri yang digunakan dalam penyerbuan tersebut.
Tetapi pejabat PBB mengatakan persepsi apa pun di Gaza bahwa proyek tersebut digunakan dapat membahayakan pekerjaan bantuan mereka.
Akibatnya, bantuan yang dibawa melalui dermaga ke area aman di pantai menumpuk selama berhari-hari, dan perundingan antara PBB dan Israel terus berlanjut.
Baru-baru ini, Program Pangan Dunia menyewa seorang kontraktor untuk memindahkan bantuan dari pantai guna mencegah makanan dan perlengkapan lainnya rusak.
Baca juga: Tentara Israel Mengakui Kekurangan Tank & Amunisi di Gaza, RPG Al-Yassin 105 Banyak Hancurkan Tank
Update Perang Israel-Hamas
Turki mengecam militer Israel karena merusak satu-satunya rumah sakit khusus kanker di Gaza setelah menggunakannya sebagai pangkalan militer selama berbulan-bulan.
Enam warga Palestina tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, kata Bulan Sabit Merah Palestina.
Militer Israel melaporkan kekurangan tank dan amunisi sebagai akibat dari perang di Gaza, menurut pengajuan ke Mahkamah Agung Israel.
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan bahwa 320 warga Palestina yang tewas atau terluka telah dibawa ke rumah sakit di seluruh wilayah kantong itu dalam 48 jam berdarah.
UNRWA mengatakan kantor pusatnya di Kota Gaza telah “diratakan dan diubah menjadi medan perang” akibat “pengabaian terang-terangan Israel terhadap hukum humaniter internasional”.
Baca juga: Lagi-Lagi Israel Beringas di Gaza, Luncurkan Serangan Baru setelah Tewaskan 90 Orang di Zona Aman
OCHA telah mendokumentasikan tiga serangan yang menimbulkan korban massal oleh Israel, bersama dengan lima serangan lainnya, dalam tiga hari menjelang 14 Juli, yang paling mematikan adalah serangan terhadap kamp pengungsian al-Mawasi yang menewaskan sedikitnya 90 warga Palestina.